Berbicara mengenai valuasi, mungkin kamu kepikiran tentang sebuah “Startup”. Valuasi menjadi salah satu kesuksesan bisnis secara umum. Dengan valuasi, maka suatu bisnis dianggap memiliki kapasitas terhadap suatu industri, sehingga mempengaruhi pendanaan yang diberikan investor. Nah, karena startup memang perusahaan yang paling sering membutuhkan dana, tak heran istilah valuasi ini lebih dekat dengan startup.
Ingin tahu lebih jauh tentang valuasi perusahaan dan cara menghitungnya? Apa saja level valuasi startup yang digunakan?
Daftar isi
Apa Itu Valuasi?
Valuasi adalah perhitungan nilai sebuah perusahaan dengan melihat kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah aset, dan proyeksi pendapatan.
Valuasi itu penting bagi semua perusahaan, baik besar maupun kecil, terutama yang masih membutuhkan pendanaan untuk berkembang.
Untuk mengetahui nilai valuasi sebuah perusahaan, dilakukan pengecekan dan perhitungan secara berkala oleh perusahaan itu sendiri. Nanti, perusahaan yang akan mengumumkan pada publik berapa nilai valuasinya. Bentuk valuasinya dinyatakan dalam sejumlah angka keuangan.
Nilai valuasi perusahaan bisa naik-turun sesuai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Nah, apa saja faktor yang mempengaruhi valuasi? Mari simak di bagian selanjutnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Valuasi
Ada 6 faktor yang mempengaruhi naik atau turunnya nilai valuasi sebuah perusahaan.
A. Stabilitas Penjualan Bisnis
Kegiatan yang mempengaruhi berjalannya sebuah bisnis yaitu penjualan. Bukan hanya menjual, perusahaan seharusnya juga memastikan bahwa hasil penjualan stabil dan akan lebih baik jika mengalami peningkatan.
Dengan meningkatnya penjualan bisnis, maka nilai valuasi perusahaan juga akan meningkat.
B. Pendanaan
Biasanya perusahaan rintisan bisa berdiri karena berbagai macam pendanaan yang diterimanya. Atau case lainnya, perusahaan yang sedang bermasalah, sehingga membutuhkan suntikan dana yang baru.
Namun, ketika sudah berdiri sendiri dan menghasilkan profit yang bagus, perusahaan akan lebih jarang menerima dana dari berbagai investor. Jadi, pendanaan juga bisa mempengaruhi valuasi.
Jika kamu bisa memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan profit, nilai jual bisnis bisa bertambah.
C. Keberhasilan Model Bisnis yang Unik
Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai valuasi yaitu model bisnis. Kamu bisa melihat perusahaan rintisan yang berhasil bertahan lebih dari 5 tahun atau 10 tahun. Rata-rata perusahaan tersebut memiliki model bisnis yang unik, mampu bersaing dengan perubahan waktu, dan membaca kebutuhan konsumen dengan baik.
Perusahaan yang mampu bertahan hingga bertahun-tahun, bisa dikatakan perusahaan yang berhasil dan memiliki valuasi yang cenderung meningkat.
D. Manajemen yang Berkualitas
Manajemen bisnis di sebuah startup juga bisa mempengaruhi nilai valuasi. Kamu mungkin juga sudah melihat perusahaan-perusahaan yang memiliki valuasi tinggi tidak dipimpin oleh orang sembarangan.
Biasanya mereka memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki pengalaman dalam mengatur bisnis dengan baik.
Perusahaan tersebut juga memiliki struktur organisasi yang jelas dan SDM yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Jika manajemen bisnis dilakukan dengan baik, memiliki struktur organisasi yang jelas, dan SDM yang berkompeten, maka performa perusahaan bisa meningkat dan memiliki prospek yang baik. Dengan demikian, valuasi startup juga meningkat.
E. Kepemilikan Aset
Aset yang dimiliki sebuah perusahaan sangat mempengaruhi valuasi mereka. Aset bisa berupa gedung, tanah, investasi, dan lain sebagainya. Makin banyak aset yang dimiliki perusahaan, makin tinggi juga valuasinya.
Namun, hal yang perlu diingat bukan hanya soal kuantitas asetnya, tapi juga bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan aset tersebut sebaik-baiknya, sehingga mampu membuatnya berkembang.
F. Persaingan Industri
Nilai jual perusahaan juga bisa dipengaruhi oleh persaingan industri. Apabila sebuah startup lebih menjanjikan dibandingkan kompetitor di niche bisnis yang sama, maka valuasinya akan meningkat.
Itu artinya, nilai sebuah perusahaan dinilai dari perbandingan kondisi bisnis lain dalam sebuah industri yang ukurannya kurang lebih sama.
Manfaat Menghitung Valuasi
Dengan menghitung nilai valuasi sebuah perusahaan, maka ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan.
1. Mengetahui Nilai Jual Perusahaan
Berdasarkan valuasi, kamu bisa tahu nilai jual perusahaan kamu. Hal ini biasanya diperlukan ketika melakukan pengembangan bisnis lewat merger atau akuisisi.
Tanpa mengetahui valuasi, perusahaan yang ingin mengakuisisi akan kesulitan menentukan harga penawaran. Di sisi lain, kamu juga akan kesulitan mengambil keputusan yang tepat terkait penawaran akuisisi yang mungkin bisa menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
2. Mengevaluasi Performa Perusahaan
Valuasi juga digunakan untuk mengevaluasi performa perusahaan. Jika nilainya tinggi, berarti kondisi bisnis dalam keadaan baik. Tetapi, jika nilai perusahaan menurun, kamu harus mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan mencari solusinya.
Misalnya ketika persaingan bisnis bertambah ketat, kamu harus mencari strategi baru untuk menghadapinya. Atau ketika manajemen bisnis tidak jelas, maka kamu harus mencari SDM yang lebih berkompeten.
3. Mendatangkan Investasi
Nilai valuasi yang menjanjikan pasti akan lebih untuk menggerakkan investor dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut.
Salah satu cara cepat bagi perusahaan untuk bisa memperoleh model yang besar yaitu melalui investasi, sehingga perusahaan bisa lebih besar dan berpotensi untuk melakukan ekspansi pada bidang lainnya.
4. Menghitung Saham Setelah Pendanaan
Sebelum menyetujui sebuah pendanaan, investor pasti ingin tahu jumlah saham yang akan dimilikinya di startup kamu. Untuk mengetahuinya, valuasi adalah salah satu faktor yang dibutuhkan. Rumusnya seperti berikut ini:
Jumlah Pendanaan : (Valuasi Kamu + Jumlah Pendanaan)
Sebagai contoh, startup kamu memiliki valuasi Rp400 miliar dan kamu meminta pendanaan Rp100 miliar. Dengan rumus tadi, hasilnya seperti berikut ini:
Rp100 miliar : (Rp400 miliar + Rp100 miliar) = 1/5
Jadi, jika investor menyetujui pendanaan tersebut, saham yang mereka miliki adalah ⅕ atau 25% dari valuasi setelah pendanaan (Rp500 miliar), yaitu Rp100 miliar.
Persentase itu investor gunakan untuk memperkirakan pertumbuhan sahamnya. Misalkan valuasi kamu meningkat jadi Rp2 triliun, maka saham investor menjadi Rp250 miliar.
5. Untuk Kebutuhan Waralaba
Manfaat terakhir yang bisa kamu dapatkan dengan mengetahui nilai waralaba yaitu untuk kebutuhan waralaba.
Seluruh skala bisnis perusahaan memang sudah sepatutnya memiliki nilai valuasi, khususnya jika ingin melakukan strategi waralaba. Strategi ini dinilai cukup efektifuntuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di bidang kuliner. Mereka biasanya akan menjual hak ciptanya pada mereka yang ingin membuka usaha yang sama di tempat lainnya
Cara Menghitung Valuasi Perusahaan
Ada beberapa metode menghitung nilai valuasi, diantaranya:
A. Perbandingan Pasar
Untuk menghitung nilai valuasi perusahaan, perbandingan pasar adalah salah satu cara yang bisa digunakan. Metode ini dilakukan dengan membandingkan bisnis kamu dengan kompetitor yang pendapatannya kurang lebih sama.
Misalnya startup kamu bergerak di industri kosmetik, dimana kompetitor kamu memiliki valuasi sebesar Rp150 juta, maka valuasi kamu diperkirakan juga di kisaran Rp150 juta.
Tetapi cara ini hanya sekedar estimasi, karena banyak faktor lain yang mempengaruhi valuasi, misalnya pajak dan hutang.
B. Valuasi Aset
Nilai aset perusahaan merupakan faktor yang menentukan valuasi, Untuk menghitungnya, kamu perlu mengurangi total nilai aset dengan hutang yang kamu miliki.
Jika total aset bisnis kamu Rp1 miliar dan total utangnya Rp200 juta, valuasi aset kamu adalah Rp700 juta.
Metode ini bisa mengukur valuasi dengan cepat, sayangnya kurang akurat karena tidak memperhitungkan faktor lain, seperti awareness konsumen terhadap bisnis kamu.
C. Discounted Cash Flow
Discounted cash flow menggunakan perkiraan arus kas dimasa depan.
Untuk menggunakan metode ini, kamu perlu memperkirakan jumlah pendapatan dan pengeluaran untuk beberapa waktu kedepan. Setelah itu, kurangi jumlah tersebut dengan total pendapatan dan pengeluaran saat itu.
Hasilnya adalah net present value yang menunjukkan nilai ekonomis bisnis. Rumus discounted cash flow, yaitu:
Perkiraan arus kas – Arus kas saat ini
Discounted cash flow digunakan jika kamu ingin meyakinkan investor. Dengan prediksi arus kas yang terus membaik, potensi perkembangan bisnis juga diperkirakan meningkat.
D. Revenue
Untuk menggunakan metode penghitungan ini, kalikan jumlah pendapatan kotor kamu tahun sebelumnya dengan industry multiplier. Jika pendapatan kamu Rp300 juta dan multiplier-nya 4, artinya valuasi perusahaan Anda Rp1,2 milyar.
Versi lain dari metode revenue adalah mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dengan industry multiplier.
Nah, empat perhitungan di atas akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui valuasi yang dimiliki. Terutama bagi startup, valuasi akan membantu untuk menentukan level startup tersebut.
6 Level Valuasi Dalam Bisnis Startup
Setelah menghitung nilai valuasi, ada 6 gelar bagi valuasi sebuah perusahaan startup yang juga kamu ketahui.
1. Cockroach
Level ini diberikan kepada setiap startup baru karena nilai ekonominya atau nilai valuasinya masih rendah.
2. Pony
Jenis kuda berukuran kecil ini menggambarkan startup yang nilai ekonominya mencapai Rp140 miliar.
3. Centaur
Setelah mencapai nilai ekonomi Rp1,4 triliun, startup disebut centaur. Ini merupakan tanda bahwa perusahaan semakin matang dan selangkah menuju level unicorn.
4. Unicorn
Level selanjutnya adalah unicorn yang saat ini dipegang oleh Xendit, Traveloka, dan J&T. Untuk mencapai level ini, valuasi startup harus setidaknya Rp14,1 triliun.
Baca Juga: Mengenal Istilah Startup Unicorn!
5. Decacorn
Decacorn adalah gelar yang diberikan jika nilai ekonomi perusahaan (nilai valuasi) mencapai Rp140 triliun.
6. Hectocorn
Level valuasi startup tertinggi adalah hectocorn yang nilai ekonominya mencapai Rp1.400 triliun. Tinggi sekali, bukan? Saat ini, perusahaan yang sudah mencapai level hectocorn adalah ByteDance, perusahaan di balik TikTok.
Apakah Kamu Sudah Memahami Apa Itu Valuasi?
Pada dasarnya perusahaan yang performanya baik adalah perusahaan yang valuasinya ikut naik seiring waktu. Namun, kenaikan ini pun harus diusahakan, jadi perusahaan harus berinovasi secara berkala.
Untuk menghitung valuasi perusahaan, ada empat metode yang sering digunakan, yaitu:
- Perbandingan pasar yaitu menggunakan valuasi kompetitor yang jumlah pendapatannya sama dengan perusahaan kamu sebagai perkiraan.
- Valuasi aset yaitu mengurangi jumlah nilai aset kamu dengan total hutang yang dimiliki.
- Discounted cash flow yaitu mengurangi perkiraan arus kas beberapa waktu ke depan dengan arus kas saat ini.
- Revenue yaitu mengalikan jumlah pendapatan kotor tahun sebelumnya dengan industry multiplier.
Semoga bermanfaat.
Ayo mulai kembangkan bisnismu dengan Digital Marketing!
Kamu ingin mengembangkan bisnismu secara digital? Bingung harus mulai dari mana? Konsultasikan bisnismu bersama specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Mengenal Aged Domain? Apakah Termasuk Ranking Factor?
Optimalkan website dengan cepat menggunakan aged domain. Pelajari kelebihan, kekurangan hingga ciri-ciri aged domain yang bagus di sini!
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!