Kamu bertanya-tanya kenapa penjualanmu melalui website sedikit? Jika iya, mungkin jawabannya ada pada penerapan conversion rate optimization atau CRO yang tidak optimal.
Jika kamu ingin membuat pengunjung websitemu menjadi lebih mudah dan senang , maka penting untuk kamu mulai menerapkan CRO yang baik dan benar. Karena selain pengunjung website menjadi nyaman, kemungkinan mereka untuk membeli produk akan semakin lebih besar. Tentu saja hal ini akan meningkatkan pundi-pundi rupiah kamu bukan?
Karenanya, simak apa itu CRO dan bagaimana menerapkan CRO di website kamu pada artikel ini!
Daftar isi
Mengenal Apa Itu Conversion Rate Optimization (CRO)
Conversion rate optimization adalah praktik meningkatkan persentase pengunjung website dalam melakukan tindakan tertentu untuk meningkatkan leads yang dihasilkan. Tindakan tertentu yang dimaksud bisa berupa membeli produk, klik “tambahkan ke kerannjang”, mengisi form, atau meng-click sebuah link.
CRO dilakukan melalui beberapa hal, seperti meningkatkan kualitas konten, A/B testing, atau meningkatkan flow pembelian untuk pengunjung. Hasil yang diharapkan dari CRO ini tentu saja leads yang berkualitas tinggi, bisa meningkatkan penghasilan, dan menurunkan biaya akuisisi.
Ada dua tujuan mengapa seseorang memutuskan untuk membuat website. Pertama karena mereka ingin mempromosikan konten atau sekaligus melakukan branding, kedua karena memiliki tujuan melakukan penjualan produk, dimana hal ini bisa dilakukan secara personal atau korporasi.
Apabila kamu memiliki tujuan untuk berjualan produk, maka SEO saja tidak akan cukup. Percuma jika lead yang masuk ke website tinggi sementara pengunjung bingung mau melakukan apa lagi setelah masuk di dalamnya, akhirnya mereka meninggalkan website begitu saja.
Itulah kenapa website yang dipakai untuk jual beli wajib memiliki program CRO. Website harus dianalisis dengan baik konten di dalamnya. Dengan begitu, pengunjung bisa betah dan tahu atau bisa diarahkan untuk membeli.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan conversion rate. Beberapa caranya, yaitu membuat CTA bentuk teks, pop up, uji coba landing page, promosi dengan chat bantuan, mempermudah pengunjung menghubungi CS, remarketing, dan optimasi artikel.
Fungsi dari CRO
Berikut beberapa fungsi yang dimiliki oleh seorang Conversion Rate Optimization (CRO).
1. Membuat User Betah
Fungsi pertama yang dimiliki oleh CRO yaitu membuat user atau pengunjung dari website betah berlama-lama saat mengunjungi halaman website. Karena jika tidak betah, dalam beberapa detik saja bisa menekan tombol close dan penjualan tidak terjadi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat user betah berada di website, misalnya dengan membuat konten yang menarik atau memberikan UX yang menarik.
Apabila website dibuat asal-asalan atau isinya tidak menarik dari segi UX hingga konten, user tidak akan lama berada di website. Bahkan, mereka tidak mau lagi masuk ke dalam website karena isi yang ada di dalamnya dianggap tidak bermutu.
2. Memberikan Saran
Penerapan CRO juga dilakukan untuk memberikan saran kepada pemilik website. Saran yang diberikan bisa bervariasi mulai dari isi konten hingga apa pun yang bisa membuat user betah dan akhirnya melakukan aksi tertentu, seperti pembelian.
Terkadang seseorang merasa jika apa yang sudah mereka buat tidak ada kesalahan. Padahal orang lain yang masuk ke dalamnya mengalami kesulitan. Itulah kenapa pengunjung layak atau tidaknya harus dilakukan oleh orang lain.
Berbagai jenis saran yang ada bisa dianalisis dengan baik, kemudian bisa diimplementasikan pada website agar bisa berjalan lebih baik atau bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sumber traffic dan juga konversi pembelian.
3. Mengarahkan untuk Beli
Mendapatkan lead yang banyak dan sesuai dengan target market adalah keinginan para pemilik website. Namun, lead yang masuk terkadang tidak dimanfaatkan dengan maksimal karena tidak ada pemicu atau sesuatu yang membantu user.
CRO akan mengetahui hal itu sehingga pemilik website harus menambahkan tombol atau tulisan yang mengarahkan mereka untuk melakukan pembelian berbagai jenis produk yang ada di sana secara langsung.
Arahan untuk melakukan pembelian ini bisa dilakukan secara langsung dengan tombol atau soft selling dalam artikel. Umumnya beberapa artikel blog akan diberi CTA di bagian akhir agar pembeli tahu harus melakukan tindakan selanjutnya.
4. Meningkatkan Penjualan
Tujuan dari membuat website jual beli adalah mendapatkan pembeli dalam jumlah yang banyak. Tanpa pembeli, website yang sudah dibuat tidak akan berguna sama sekali. Bahkan bisa menyebabkan kerugian dalam jumlah besar.
Itulah kenapa teknik CRO ini diterapkan pada semua website khususnya berjenis toko online. Dengan penerapan ini pembeli bisa melakukan transaksi pembelian dengan mudah dan meningkatkan pendapatan.
Untuk peningkatan penjualan ini seseorang harus membuat landing page atau copywriting yang baik. Jadi, pembeli bisa lebih percaya dan akhirnya memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian.
Manfaat Conversion Rate Optimization
Berikut ini beberapa keuntungan jika menerapkan CRO:
1.Menghasilkan Konsumen Tetap
Conversion rate optimization bisa meningkatkan jumlah pelanggan tetap. Setelah melakukan pembelian pertama, konsumen bisa kamu tawarkan promo produk yang relevan atau panduan penggunaan layanan.
2. Membantu Meningkatkan Posisi di Search Engine
Dengan melakukan CRO, pengunjung akan betah karena isi website sesuai kebutuhan mereka dan pengalaman mereka di website memuaskan. Kesesuaian isi dan kualitas pengalaman pengunjung itu faktor yang Google pertimbangkan dalam menentukan peringkat website.
3. Memudahkan Pengelola Website Memahami Pengunjungnya
CRO membantu kamu memahami perilaku pengunjung website dan apa yang mereka harapkan darinya. Dengan mengetahui penyebab pengunjung batal membeli produk di tahapan check out, misalnya karena prosesnya ribet, kamu dapat membuat alur belanja lebih sederhana dan meningkatkan efektivitas funnel marketing website untuk meningkatkan konversi.
4. Mengurangi cost per acquisition (CPA)
Mendatangkan pengunjung website dengan menerapkan strategi marketing itu penting. Namun, lebih penting lagi untuk membuat mereka mau bertransaksi. Sebab, cost per acquisition (CPA) akan jadi lebih rendah.
Misalkan kamu harus mengeluarkan biaya Rp2.500.000 untuk mendatangkan 12.000 pengunjung ke website kamu. Kemudian ada 1.200 orang yang check-out produk kamu. Artinya kamu memiliki conversion rate sebesar 10% dengan biaya yang per konversi sebesar Rp2.083
Jika kamu bisa tingkatkan conversion rate-nya menjadi 20%, maka CPA-nya menjadi Rp2.500.000 : 2.400 = Rp1.042. Jadi lebih murah bukan?
5. Meningkatkan Keuntungan
Manfaat CRO terakhir yang bisa kamu nikmati adalah meningkatkan keuntungan bisnis kamu melalui website. Sebagai contoh, jika produk yang Anda jual di website seharga Rp100.000 dan dari 200 pengunjung website, hanya 10 orang yang membeli produk tersebut dengan laba tiap produk Rp50.000, maka keuntungan penjualan adalah Rp500.000 dengan conversion rate 5%.
Jika conversion rate bisa ditingkatkan menjadi 15%, maka akan ada 30 orang yang membeli produk dengan total laba bisnis menjadi Rp1.500.000.
Cara Menghitung Conversion Rate
Langkah untuk menghitung conversion rate sebenarnya mudah, kamu bisa membagi jumlah konversi yang ada dengan total pengunjung website kamu, kemudian dikalian 100
Rumus Conversion Rate:
(Jumlah Konversi / Total Pengunjung) X 100
Sebagai contoh, kamu ingin menghitung conversion rate bulan September yang memiliki 150 konversi dengan total pengunjung website sekitar 4500, maka cara menghitungnya adalah
(150 / 4500) X 100 = 3,33% conversion rate yang dimiliki oleh website kamu di bulan September
Langkah-langkah yang Harus Dilakukan Sebelum Melakukan CRO
Sebelum melakukan CRO dan meningkatkan penjualan melalui website, kamu perlu melakukan hal ini terlebih dahulu
1. Siapkan Tim untuk Melakukan Optimasi
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, siapkan tim yang terdiri dari beberapa orang untuk menunjang penerapan CRO. Tim tersebut terdiri dari
- Conversion Rate Optimization Manager: Bertugas untuk menyusun strategi dan memonitor pelaksanaan CRO
- Web Designer: Mendesain website cadangan untuk A/B testing
- Web Developer: Membuat coding untuk website
- Copywriter: Menulis copy untuk website
- Data Analyst: Menganalisa hasil A/B test, dan menggunakan hasil tes tersebut untuk penerapan strategi
2. Siapkan Tools untuk Optimasi
Setelah menyiapkan tim untuk melakukan optimasi, siapkan juga alat atau tools analytics dan platform untuk A/B testing. Tools analytics adalah alat yang digunakan untuk mengukur data pengunjung website, data ini bisa berupa data jumlah views, users, sessions, atau jenis perangkat yang digunakan.
Kemudian kamu harus siapkan platform untuk melakukan tes pada beberapa kandidat desain website yang dirasa bisa meningkatkan conversion. Kamu bisa gunakan Google Optimize untuk yang gratis, serta VWO dan Thrive Optimize untuk yang berbayar
Strategi Melakukan CRO
Strategi Conversion Rate Optimization (CRO) bisa dilakukan dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
1. Tampilan Website
Tampilan website yang menarik akan membuat user merasa lebih betah. Itulah kenapa UX atau antarmuka dari website harus benar-benar diuji apakah sudah menarik atau belum.
Apabila sudah menarik, kemungkinan besar tidak akan menyebabkan masalah sekali. User akan betah dan melakukan aksi seperti melakukan pembelian atau membaca product knowledge di sana.
Dengan tampilan yang sempurna, CRO akan optimal, dan teknik SEO yang juga dioptimalkan. Website yang dimiliki juga bisa menjadi alat terbaik untuk mendatangkan keuntungan bagi suatu usaha.
2. Navigasi dalam Website
Navigasi di dalam website harus dibuat dengan baik dan memberikan kemudahan bagi pengunjung website. Misalnya tata letak tombol dan menu yang mudah digunakan.
Hal terpenting yang harus ada di sana adalah sitemap, informasi kontak, media sosial, dan tombol navigasi lain seperti pencarian dan filter.
3. Kelengkapan Konten
Kelengkapan konten yang ada di dalam website juga menjadi hal penting. Kelengkapan yang harus adalah informasi produk, informasi promosi, harga produk, hingga informasi non produk lain.
Normalnya, website yang digunakan untuk jualan kerap membuat artikel. Mereka membuat artikel dengan tujuan untuk memberikan informasi dan memberikan CTA di bagian akhir sebagai bagian dari promosi.
4. Optimasi High-Performing Artikel Blog
Melakukan update dan mengoptimasi artikel blog yang sudah memiliki trafik yang tinggi bisa menjadi strategi untuk meningkatkan konversi. Kamu bisa cek artikel mana yang memiliki trafik tinggi tetapi memiliki konversi yang rendah.
Dari situ, kamu bisa menganalisa apa yang kurang dan bisa ditambahkan dari artikel tersebut, seperti melakukan update konten agar informasinya lebih fresh atau menambahkan Call-to-Action
5. Hal Teknis
Hal teknis juga perlu diperhatikan dengan baik agar menunjukkan konversi website. Beberapa hal teknis yang harus diperhatikan misalnya kecepatan akses website, ada tidaknya bug, hingga down atau tidaknya website.
Hal semacam ini harus diperhatikan dengan baik. Jika tidak, maka peluang user tidak ingin mengunjungi website atau langsung pergi begitu saja menjadi lebih besar.
6. Tombol CTA
Perhatikan terlebih dahulu website yang sudah dibuat. Cek di setiap halaman khususnya landing page promosi atau halaman produk. Pastikan di sana ada tombol untuk melakukan proses pembelian secara langsung.
Selain itu pastikan juga untuk menambahkan tautan yang berisi CTA baik secara hard selling atau soft selling. Apabila tidak ada berarti kualitas CRO yang dimiliki website ini sangat rendah.
Padahal salah satu tujuan CRO adalah mengarahkan secara langsung. Apabila tidak diarahkan secara langsung, calon pembeli akan kabur atau tidak ada motivasi untuk membeli.
7. Analisa Heat Mapping Website Kamu
Menurut HubSpot, menganalisa heat mapping dan scroll mapping jadi salah salah satu cara untuk menganalisa bagaimana kebiasaan pengunjung saat mengunjungi website kamu.
Dari hasil analisa tersebut, kamu bisa mengoptimasi UI dan UX pada website kamu, sehingga bisa lebih memanjakan pengunjung dan berkesempatan untuk meningkatkan konversi.
Kesimpulan
Hanya mengandalkan SEO saja ternyata tidak cukup apabila ingin memaksimalkan apa yang ada dalam website. Apalagi mendorong adanya penjualan atau closing. Itulah kenapa optimasi konten dan isinya tidak boleh diabaikan begitu saja.
Perlu diterapkan konsep CRO terlebih dahulu pada website yang dipakai untuk marketplace. Apabila konten isi sudah maksimal dan SEO juga baik, penjualan bisa berjalan dengan baik. Closing meningkat dengan lead yang semakin meningkat.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Website Desa: Kenali Manfaat, Fungsi, dan Cara Membuatnya!
Kenali berbagai manfaat dan fungsi website desa. Ikuti panduan untuk membuatnya dan tingkatkan keterlibatan serta informasi di desa kamu!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!