Data dari riset Google yang dilansir dari Jagoan Hosting menunjukkan bahwa 70% website yang sudah mendukung mobile ternyata masih perlu waktu lebih dari 5 detik untuk memuat konten layout, dan lebih dari 7 detik untuk memuat konten keseluruhan.
Padahal, data Google juga menunjukkan bahwa loading speed dari 1 hingga 10 detik meningkatkan kemungkinan bounce rate hingga 123%. Untuk website dengan konten dan image yang belum teroptimasi, kemungkinan konversi akan menurun sampai 95%.
Pengguna internet saat ini selalu menginginkan website yang bisa loading dengan cepat. Jadi, kalau website-mu sekarang masih terasa lambat saat dibuka, melakukan migrasi website jadi solusi yang sangat direkomendasikan. Akan tetapi, apakah artinya nanti kamu akan kehilangan traffic?
Untungnya jawabannya adalah tidak. Soalnya, ada beberapa langkah SEO migrasi website yang tepat agar proses migrasi nanti justru malah meningkatkan traffic website-mu nanti. Apa saja ya langkahnya?
Daftar isi
Tips Migrasi Website Tanpa Kehilangan Traffic
Berikut ini adalah 10 langkah SEO migrasi website yang perlu kamu lakukan.
1. Lakukan Perencanaan yang Matang
Dikarenakan search engine membutuhkan waktu agar bisa memproses perubahan website serta melakukan update indeks dengan tepat, peringkat website kamu mungkin bisa menurun pasca migrasi. Akan tetapi, lain cerita kalau kamu melakukan migrasi website dengan perencanaan yang matang.
Melalui perencanaan yang baik, kamu bisa meminimalisir risiko terjadinya fluktuasi traffic. Di samping itu, Google juga akan bisa memperlakukan website kamu di hosting baru sebagai website terkini (up to date), dan bahkan menempatkannya di peringkat teratas search engine.
2. Testing Di Sandbox.
Pastikan pula bahwa kamu melakukan migrasi website hanya setelah kamu sudah menguji semuanya di server testing. Dengan begitu, kamu bisa pastikan bahwa website akan tetap bisa berfungsi normal setelah migrasi hosting nantinya.
Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan internal secara menyeluruh sebelum kamu resmi menjalankan migrasi dan website go public, tujuannya tentu agar kamu bisa meminimalisir risiko yang bisa berdampak pada website dan memastikan bahwa segalanya sudah benar dan lancar.
3. Jalankan Migrasi Pada Saat Traffic Rendah.
Hal lain yang juga perlu kamu pastikan yaitu melakukan migrasi website ketika traffic sedang menurun. Mengapa? Jawabannya supaya kamu tidak kehilangan terlalu banyak traffic website.
Coba bayangkan kalau proses migrasi website dilakukan ketika traffic website sedang normal atau malah tinggi. Kalau begini, jelas sekali kalau migrasi website justru menyebabkan website kamu kehilangan traffic kan?
4. Identifikasi Seluruh Mendata Website
Jika kamu sudah memiliki daftar dan data lengkap mengenai URL di website lama (website saat ini), dan pastikan kalau seluruh link berfungsi dengan normal. Dengan begitu, risiko link error maupun kesalahan saat memuat website pun bisa diminimalisir.
Pada langkah ini, manfaatkan juga momen tersebut untuk mengidentifikasi apa saja kesalahan redirect maupun crawling yang terjadi di website lama, biasanya ada beberapa link error yang di redirect selama proses migrasi website berlangsung.
Jika ternyata ada link yang mengarah ke halaman 404 error page, segera hapus atau ganti link tersebut selama migrasi berlangsung. Di samping itu, update juga link apapun yang menuju ke halaman lama supaya nantinya tidak ada link error begitu layanan hosting lama kamu hentikan.
5. Pastikan Google Analytics Berfungsi Dengan Baik
Jangan lupa juga untuk memasang Google Analytics di domain baru kamu nantinya. Tidak hanya memasang, pastikan juga kalau program analytics tersebut bisa mengolah data dengan semestinya.
Lakukan hal ini sebelum website baru kamu melakukan live, kemudian perhatikan pula setiap perubahan traffic selama proses migrasi berlangsung.
6. Bandingkan Data Analytics Website Sebelum dan Sesudah Migrasi.
Buatlah salinan atau copy data dari Google Analytics, data tersebut bisa jadi informasi penting untuk membantu kamu mengidentifikasi apa yang jadi penyebab masalah apabila website kehilangan traffic pasca migrasi.
Kemudian bandingkan data tersebut dengan data dari website sebelumnya, melalui perbandingan tersebut kamu bisa mengidentifikasi dengan akurat di mana saja halaman traffic yang hilang.
Tak hanya itu saja, bandingkan dan analisis performa landing page yang mencetak traffic tinggi pasca migrasi nanti, karena halaman tersebut punya kontribusi tinggi terhadap peringkat website di search engine, kerugian karena adanya traffic yang hilang bisa kamu meminimalisir agar dampaknya tidak signifikan bagi keseluruhan performa website.
7. Update Internal Link
Selain menghapus atau mengganti link yang rusak, kamu juga perlu melakukan update link yang masih berfungsi. Dengan begitu, semua link tersebut akan mengarah ke website barumu dan bukannya ke website lama.
Meskipun proses ini terdengar mudah, realitanya sendiri bisa jadi terasa cukup merepotkan. Salah satu alasan utamanya adalah karena kamu perlu mengidentifikasi seluruh URL, terutama kalau websitemu ternyata cukup kompleks.
Kamu bisa coba cara ini untuk melakukan update URL internal link, yaitu melakukan update langsung dari database website. Dengan begitu, kamu nantinya akan bisa mengubah URL internal link tanpa harus membuka halaman satu per satu. Jelas lebih praktis kan?
8. Perhatikan Sitemap pada Google Search Console
Sebelum menjalankan SEO migrasi website, simpan dulu Sitemap website lama di Google Search Console. Dan setelah migrasi selesai, crawling ulang Sitemap website baru kamu. Cara termudah yang bisa kamu lakukan yaitu melakukan request ulang Googlebot untuk melakukan crawling sitemap lama, dan kemudian temukan URL link baru supaya website bisa mempercepat proses crawling search engine.
Tanda-Tanda Harus Migrasi Website
Sebagai pengelola website, kamu perlu terus memantau performa website-mu. Bahkan jika kamu menggunakan jasa SEO untuk bisnis pun pasti ada profesional yang melakukan tersebut. Dengan rutin memantau performa website, kamu pun bisa membuat keputusan dengan tepat, termasuk kapan kamu perlu melakukan migrasi website.
Beberapa tanda kamu perlu segera melakukan migrasi website misalnya server yang sering downtime, kecepatan website lambat, layanan customer service hosting saat ini yang buruk, peningkatan kebutuhan space untuk hosting website, dan tingginya risiko keamanan pada website. Dengan begitu, bisa kamu simpulkan juga bahwa keputusan untuk melakukan migrasi website tak harus berkaitan dengan performa dan SEO, tapi juga keamanan website hingga kenyamanan pengunjung.
Kesimpulan
Itu tadi rangkuman penjelasan mengenai cara melakukan SEO migrasi website tanpa harus khawatir kehilangan traffic. Wajar jika selama ini adalah kehilangan traffic jika memutuskan untuk melakukan migrasi website. Akan tetapi, dengan langkah yang tepat dan perencanaan yang matang, kamu tentu sama sekali tak perlu cemas kehilangan traffic dan proses migrasi pun bisa berjalan dengan lancar.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Website Desa: Kenali Manfaat, Fungsi, dan Cara Membuatnya!
Kenali berbagai manfaat dan fungsi website desa. Ikuti panduan untuk membuatnya dan tingkatkan keterlibatan serta informasi di desa kamu!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!