C Archives | Page 2 of 3 | Whello Indonesia

Dalam konteks digital marketing, conversion bisa berarti banyak hal, tidak terbatas hanya pada pembelian produk. Contohnya bisa berupa mendaftar newsletter, mengunduh e-book, mengisi formulir, atau bahkan sekadar mengklik tombol tertentu.

Artinya, setiap kali seseorang melakukan aksi yang sudah ditentukan sebagai tujuan oleh bisnismu, itu bisa dihitung sebagai satu conversion.

 

Mengapa Conversion Penting untuk Bisnis?

Conversion merupakan indikator utama keberhasilan dari strategi pemasaran digital. Tanpa conversion, traffic yang tinggi sekalipun belum tentu memberikan dampak nyata bagi bisnis. Inilah beberapa alasan mengapa conversion sangat penting:

1. Mengukur Efektivitas Kampanye
Conversion membantu menilai seberapa efektif kampanye digital dalam mendorong audiens untuk melakukan aksi.

2. Mengarah pada ROI
Konversi berkontribusi langsung terhadap pendapatan dan laba. Tanpa konversi, tidak ada pendapatan yang bisa diukur secara konkret.

3. Mengoptimalkan Strategi Pemasaran
Data dari conversion bisa digunakan untuk melakukan optimasi pada iklan, landing page, hingga desain situs web.

Jenis-Jenis Conversion

Ada berbagai bentuk conversion tergantung dari tujuan dan jenis bisnisnya. Berikut beberapa jenis yang paling umum:

1. Sales Conversion
Konversi dalam bentuk pembelian produk atau jasa. Ini adalah jenis konversi yang paling diinginkan oleh e-commerce atau bisnis retail.

2. Lead Conversion
Ini adalah bentuk konversi saat pengunjung mengisi formulir kontak, mendaftar newsletter, atau mengunduh konten gated seperti e-book.

3. Click Conversion
Konversi yang terjadi ketika pengguna mengklik tautan tertentu, tombol CTA, atau banner.

4. App Install Conversion
Konversi ini khusus untuk bisnis yang punya aplikasi, yang terjadi ketika seseorang berhasil mengunduh dan menginstal aplikasi tersebut.

5. Engagement Conversion
Bentuk konversi yang melibatkan interaksi mendalam seperti menonton video hingga selesai, membagikan konten, atau meninggalkan komentar.

Kesimpulan

Conversion atau konversi itu penting banget dalam strategi digital marketing yang sukses. Kalau nggak ada konversi, traffic yang datang ke website atau halamanmu itu cuma jadi angka-angka yang lewat begitu aja dan nggak ada hasilnya.

Maka dari itu, penting bagi setiap bisnis untuk tidak hanya fokus meningkatkan jumlah pengunjung, tapi juga mengarahkan mereka untuk melakukan aksi yang diinginkan.

Contohnya:

Bayangin ada dua kedai kopi, Kedai A dan Kedai B. Kedai A pakai biji kopi lokal berkualitas tinggi, tempatnya nyaman, dan punya program loyalitas. Sementara Kedai B biasa aja. Nah, Kedai A punya competitive advantage karena mampu kasih nilai lebih ke pelanggan.

 

Komponen Competitive Advantage

1. Value (Bernilai)

Sebuah sumber daya atau kemampuan harus bisa memberikan manfaat nyata bagi perusahaan — entah itu dengan membantu meraih peluang atau menghadapi ancaman bisnis. Kalau nggak ada nilai tambahnya, maka itu belum bisa disebut sebagai keunggulan.

2. Rarity (Langka)

Sumber daya yang langka akan menciptakan keunggulan karena tidak banyak perusahaan lain yang memilikinya. Kelangkaan ini bisa dalam bentuk teknologi, akses pasar tertentu, atau aset unik yang sulit ditemukan di tempat lain.

3. Imitability (Sulit Ditiru)

Kalau keunggulan kamu gampang ditiru, maka efeknya nggak akan bertahan lama. Keunggulan yang kuat biasanya sulit ditiru karena butuh waktu, biaya, atau bahkan budaya organisasi tertentu yang nggak bisa langsung dicopy-paste.

4. Organization (Terorganisasi dengan Baik)

Sumber daya yang bernilai, langka, dan sulit ditiru tetap perlu didukung oleh struktur organisasi yang efisien. Tanpa manajemen yang baik, keunggulan tersebut bisa sia-sia dan nggak maksimal dimanfaatkan.

Strategi Competitive Advantage

Michael E.Porter, seorang pakar strategi bisnis, menjelaskan jenis-jenis competitive advantage adalah sebagai berikut:

1. Cost Leadership

Strategi Cost Leadership itu intinya menekan biaya operasional serendah mungkin biar bisa jual produk dengan harga lebih murah dari pesaing.

Untuk bisa jalanin strategi ini, kamu butuh teknologi yang efisien, sistem logistik yang rapi, dan kontrol ketat atas biaya, mulai dari tenaga kerja sampai bahan baku.

Kuncinya: kamu harus selalu lebih hemat dari kompetitor.

2. Differentiation

Kalau kamu memilih strategi ini, fokusmu adalah menjadi berbeda. Entah lewat desain produk, fitur khusus, kualitas layanan, hingga pengalaman pelanggan yang nggak bisa dilupakan.

Dengan pendekatan ini, pelanggan rela bayar lebih karena merasa dapat nilai yang sepadan.

3. Focus Strategy

Strategi Fokus adalah tentang melayani pasar yang spesifik dan niche. Kamu perlu paham luar-dalam kebutuhan segmen ini, lalu kasih solusi atau produk yang nggak bisa mereka temuin di tempat lain.

Tapi ingat, kamu juga harus pilih mau unggul lewat harga murah (cost leadership) atau nilai tambah (differentiation). Karena focus strategy aja biasanya belum cukup untuk ngerebut pasar besar.

Kesimpulan

Competitive advantage bukan cuma soal tampil beda, tapi soal tampil lebih unggul dan relevan buat target pasar kamu. Dengan memahami komponen dasarnya serta memilih strategi yang tepat, kamu bisa membangun posisi yang kuat dan tahan banting di pasar.

Tujuan Konten Click Bait

Tujuan utama dari sebuah konten click bait itu sebenarnya simpel, yaitu untuk meningkatkan jumlah klik dan memompa traffic ke suatu konten.

Entah itu artikel, video, atau bahkan iklan, intinya adalah agar banyak orang penasaran dan langsung mengklik.

Membuat Konten Click Bait

1. Pakai Kata-Kata Kuat & Emosional
Pakai kata-kata yang memicu rasa penasaran, marah, kaget, atau senang. Misalnya: “Kamu Harus Tahu Ini!”, “Rahasia yang Selama Ini Disembunyikan!”, atau “Bikin Merinding!”.

2. Beri Teaser yang Menggoda
Inti dari click bait itu membuat orang penasaran. Jadi, jangan kasih semua jawabannya di judul. Kasih pancingan sedikit, biar orang pengen tahu lebih lanjut.

3. Gunakan Pertanyaan Retoris
Misalnya: “Siapa Sangka, Hal Sederhana Ini Bisa Bikin Kamu Viral?”. Pertanyaan kayak gini bikin audiens mikir, dan biasanya mendorong mereka buat klik.

4. Pakai Format Angka atau Listicle
Format seperti “5 Cara…” atau “7 Alasan…” biasanya akan sering di klik orang karena jelas struktur dan memudahkan konsumsi konten.

5. Visual yang Eye-Catching
Kalau kamu pakai gambar, pastikan yang menarik dan relevan. Karena kadang, visual bisa jadi pemicu klik yang lebih kuat dari judul itu sendiri.

6. Pastikan Kontennya Tetap Relevan
Ingat ya, click bait boleh menarik, tapi isi kontennya tetap harus sesuai sama ekspektasi. Kalau nggak, audiens bisa kecewa dan malah males balik lagi ke konten kamu.

Dampak Konten Click Bait

Click bait bisa sangat efektif dalam menarik audiens, tapi jika tidak digunakan secara bijak, malah akan menimbulkan resiko seperti:

1. Bounce tinggi kalau isi nggak sesuai ekspektasi

2. Kepercayaan audiens bisa menurun

3. Reputasi brand bisa kena negatif, dan platform seperti Google bisa menurunkan visibilitas konten kamu

Kesimpulan

Click bait itu pedang bermata dua, bisa menaikkan angka klik secara instan, tapi juga punya potensi merusak brand image dan hubungan dengan audiens.

Sebaiknya kamu gunakan judul yang menarik, tapi tetap jujur dan sesuai isi. Yang penting, bikin audiens penasaran, tapi jangan bikin mereka merasa tertipu.

Gampangnya,

Bayangkan kamu memiliki sebuah kedai kopi yang ramai. Di sana, kamu punya banyak pelanggan setia, masing-masing dengan pesanan dan preferensi unik.

Kamu hafal beberapa, tapi sulit sekali mengingat semua detail siapa yang suka latte tanpa gula tiap pagi, siapa yang ulang tahun bulan ini, atau siapa yang punya alergi tertentu. Kamu mulai merasa kesulitan untuk memberikan layanan yang personal karena informasi pelanggan tersebar di mana-mana atau hanya ada di ingatanmu.

Nah, di sinilah CRM berperan sebagai strategi dan sistem yang digunakan bisnis untuk mengelola semua interaksi dan data pelanggan dari satu tempat terpusat.

Mulai dari melacak preferensi, mengotomatiskan jadwal follow-up, hingga mengirim promo personal yang relevan, CRM membantumu memberikan layanan yang lebih personal dan efisien, membangun loyalitas, serta membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas berdasarkan data lengkap tentang kebiasaan dan kesukaan pelanggan.

 

Manfaat CRM

1. Loyalitas Pelanggan

CRM bikin kamu bisa memahami pelanggan lebih dalam, mulai dari kebiasaan belanja sampai preferensi mereka di berbagai channel seperti website, layanan pelanggan, atau tim sales.

Dengan pemahaman ini, kamu bisa kasih layanan yang lebih konsisten, relevan, dan personal. Pelanggan pun merasa dihargai dan jadi makin loyal.

2. Efisiensi Biaya

Dengan CRM, kamu bisa lebih fokus ke pelanggan yang benar-benar potensial. Alih-alih membuang waktu dan dana untuk aktivitas yang kurang efektif, semua upaya pemasaran dan layanan bisa diarahkan ke strategi yang lebih berdampak. Hasilnya? Anggaran lebih terkontrol dan hasilnya lebih maksimal.

3. Efisiensi Operasional

CRM menyederhanakan proses penjualan dan layanan pelanggan, semuanya bisa otomatis dan terintegrasi. Proses yang cepat dan rapi bikin tim kerja lebih produktif dan hasilnya stabil.

4. Percepatan Time to Market

Dengan akses data tren dan preferensi pelanggan yang cepat, kamu bisa meluncurkan produk baru di waktu yang tepat. CRM membantu menyesuaikan strategi dengan cepat berdasarkan data real-time.

5. Peningkatan Pendapatan

Semua manfaat sebelumnya berujung pada satu tujuan utama: menaikkan pendapatan. Dengan pelanggan loyal, biaya yang efisien, pelayanan cepat, dan produk yang tepat waktu, CRM membuat bisnis kamu tumbuh lebih sehat dan menguntungkan.

Kesimpulan

CRM bukan sekadar alat, tapi strategi penting buat jangka panjang. Dengan memahami pelanggan secara lebih personal, CRM membantu kamu menjaga hubungan, meningkatkan efisiensi operasional, dan tentu saja mendorong pertumbuhan pendapatan.

Kata “mille” berasal dari bahasa Latin yang berarti seribu. Jadi, CPM mengukur berapa biaya yang harus dibayar pengiklan setiap 1.000 kali iklan mereka ditampilkan, terlepas dari apakah iklan tersebut di klik atau tidak.

 

Fungsi dan Manfaat CPM

Penggunaan CPM memiliki berbagai keuntungan, terutama jika tujuan utama kampanye iklan adalah brand awareness atau meningkatkan visibilitas. Berikut beberapa manfaat CPM:

Efektif untuk kampanye awareness

CPM sangat cocok jika kamu ingin menjangkau sebanyak mungkin orang.

Pengukuran tayangan yang transparan

Pengiklan bisa dengan mudah mengukur jumlah tayangan yang mereka dapatkan berdasarkan biaya.

Cocok untuk produk dengan siklus pembelian panjang

Jika kamu menjual produk yang membutuhkan waktu pertimbangan lama, CPM dapat membantu membangun eksposur terlebih dahulu.

Rumus Menghitung CPM

Rumus sederhana untuk menghitung CPM adalah:

CPM = (Total biaya iklan / Jumlah tayangan) x 1000

Contoh:
Jika kamu menghabiskan Rp500.000 untuk 50.000 tayangan iklan, maka:

CPM = (500.000 / 50.000) x 1000 = Rp10.000

Artinya, kamu membayar Rp10.000 untuk setiap 1.000 tayangan.

Kesimpulan

CPM adalah salah satu model penetapan harga iklan yang berfokus pada jumlah tayangan. Cocok digunakan untuk kampanye yang menargetkan eksposur brand secara luas.

Dengan memahami cara kerja dan rumus perhitungannya, kamu bisa merencanakan anggaran iklan dengan lebih efektif dan sesuai tujuan kampanye.

Cara Kerja CPC

Model CPC biasanya digunakan dalam sistem lelang, terutama di platform seperti Google Ads. Berikut gambaran singkat bagaimana cara kerjanya:

1. Kamu Menentukan Kata Kunci & Bidding
Kamu memilih kata kunci yang relevan dan menentukan berapa maksimal yang ingin kamu bayar per klik (maximum CPC bid).

2. Iklan Masuk ke Sistem Lelang
Saat seseorang mencari kata kunci yang kamu bid, sistem akan melelang iklan-iklan yang bersaing untuk tayang.

3. Penentu Pemenang: Bukan Hanya Bid Tertinggi
Google mempertimbangkan beberapa faktor seperti quality score, relevansi iklan, dan landing page experience. Jadi, bukan hanya soal bayar paling mahal.

4. Pengiklan Dibebankan Saat Iklan Diklik
Kamu baru dikenakan biaya ketika pengguna benar-benar mengklik iklan. Jumlah yang dibayar bisa lebih rendah dari maksimal bid mu, tergantung pada hasil lelang.

Rumus Menghitung CPC

CPC dapat dihitung dengan rumus sederhana:

CPC = Total Biaya Iklan / Jumlah Klik

Misalnya, jika kamu menghabiskan Rp500.000 untuk iklan dan mendapatkan 1.000 klik, maka:

CPC = Rp500.000 / 1.000 = Rp500 per klik

CPC ini bisa berbeda-beda tergantung pada banyak faktor seperti kompetisi kata kunci, kualitas iklan, dan target audiens.

Kesimpulan

CPC adalah model periklanan yang memungkinkan kamu membayar hanya ketika ada interaksi nyata dari pengguna, yaitu klik. Dengan menghitung dan memantau CPC, kamu bisa menilai efisiensi kampanye iklan mu dan mengelola anggaran dengan lebih bijak.

Kenapa Penting?

  • Salah Satu Penentu Ranking SEO
    Sejak update Page Experience pada tahun 2021, CWV resmi jadi salah satu faktor yang diperhitungkan Google dalam menentukan ranking di hasil pencarian.
  • Meningkatkan Pengalaman Pengguna
    Website yang cepat, responsif, dan stabil secara visual akan membuat pengunjung betah.
  • Mengurangi Bounce Rate
    Pengunjung cenderung langsung menutup website kalau loading-nya lama atau sering error. CWV yang optimal membantu mengurangi bounce rate.

Metrik Core Web Vitals

1. Largest Contenful Paint (LCP)

LCP mengukur waktu yang dibutuhkan elemen konten terbesar di halamanmu untuk muncul dan terlihat oleh user.

Idealnya, LCP 2,5 detik atau kurang.

Kenapa metrik ini penting? Untuk menunjukkan seberapa cepat halamanmu memberikan “kesan pertama” yang visual kepada user.

2. Interaction to Next Paint (INP)

Sejak Maret 2024, metrik INP ini menggantikan First Input Delay (FID) sebagai metrik responsivitas utama. INP mengukur responsivitas halamanmu terhadap interaksi user.

Idealnya INP 200 milidetik atau kurang.

Kenapa? Karena INP yang baik berarti tidak ada delay yang mengganggu saat user mengklik atau mengetik.

3. Cumulative Layout Shift (CLS)

CLS mengukur seberapa stabil visual websitemu, artinya seberapa sering elemen-elemen di halaman bergeser atau bergerak secara tak terduga saat halaman sedang di-load.

Idealnya CLS 0,1 detik atau kurang.

Kesimpulan

Core Web Vitals itu ibarat nilai rapor buat pengalaman pengguna di website kamu. Kalau performanya bagus (cepat, responsif, dan stabil) Google bakal lebih “senang” dan ranking SEO-mu bisa naik.

Metrik seperti LCP, INP, dan CLS bukan cuma soal teknis, tapi soal kenyamanan pengunjung juga. Jadi, kalau kamu pengen website-mu makin optimal dan disukai Google dan user, pastikan Core Web Vitals-mu sudah oke semua!

Masih bingung cara optimasi CWV? Yuk, konsultasikan kebutuhan digital marketing kamu bersama Whello!

Proses Crawling pada Search Engine

Penemuan Awal
Crawler memulai perjalanannya dari daftar URL yang sudah mereka kenali dari crawl sebelumnya, atau dari sitemap yang kamu sediakan.

Mengikuti Tautan
Saat crawler tiba di satu halaman, mereka akan membaca seluruh kontennya dan mencari tautan (baik internal maupun eksternal). Kemudian, mereka akan mengikuti tautan-tautan tersebut untuk menemukan halaman-halaman baru. Inilah mengapa struktur internal linking yang baik sangat penting.

Penyimpanan Data
Informasi yang dikumpulkan dari setiap halaman yang telah “dirayapi” akan dikirimkan kembali ke server mesin pencari.

• Antrean URL Baru
Halaman-halaman baru yang ditemukan akan ditambahkan ke daftar antrean untuk proses crawling di kemudian hari. Ini adalah siklus yang berulang dan berkelanjutan.

• Pembaruan Indeks
Data yang terkumpul dari proses crawling ini kemudian digunakan untuk membangun atau memperbarui index mesin pencari. Proses indexing ini adalah tahap lanjutan setelah crawling.

Kenapa Proses Crawling Penting Diperhatikan dalam SEO?

• Fondasi SEO
Tanpa crawling, website-mu tidak akan terdeteksi oleh search engine. Kalau website-mu nggak dirayapi, sama saja nggak ada di internet!

• Meningkatkan Visibilitas Konten Baru/ Diperbarui
Proses crawling memastikan konten-konten ‘fresh’ itu ditemukan dan segera masuk ke index Google, sehingga punya kesempatan untuk ranking.

• Memastikan Relevansi
Crawler membantu Google memahami isi website-mu. Semakin sering dan efektif crawler merayapi situs, semakin baik Google memahami isi konten dan struktur websitemu.

• Faktor Penentu Munculnya Konten di Halaman Pencarian
Crawling adalah proses vital bagi search engine untuk menemukan dan mengumpulkan semua data di website-mu. Tanpa crawling yang efektif, indexing tidak akan terjadi, dan otomatis ranking juga tidak akan mungkin.

Kesimpulan

Crawling adalah proses fundamental di mana search engine crawler (seperti Googlebot) merayapi seluruh internet untuk menemukan dan mengumpulkan informasi dari halaman-halaman website. Proses ini krusial karena merupakan langkah pertama agar kontenmu bisa di-index oleh Google dan akhirnya muncul di hasil pencarian.

Tanpa crawling yang efektif, website-mu tidak akan memiliki visibilitas di mesin pencari.

Kalau kamu masih bingung dan butuh bantuan untuk optimasi performa website, kamu bisa minta bantuan jasa SEO, lho!

Ready to Grow?