N Archives | Whello Indonesia

Gampangnya,

Kayak kamu lagi jalan-jalan, terus ada temanmu nunjuk satu jalan sambil bilang, “Eh, jangan lewat jalan itu ya, nggak ada apa-apa di sana.”

Nah, si nofollow ini fungsinya mirip kayak gitu. Dia “ngasih tau” crawler Google untuk nggak meneruskan otoritas atau nilai SEO dari halaman yang menempatkan link tersebut.

 

Manfaat Nofollow Link

  • Menghindari Penalti dari Google
    Google bisa “ngasih penalti” kalau kamu punya terlalu banyak link yang terlihat mencurigakan, apalagi yang sifatnya spam atau berbayar. Nah, dengan nofollow, kamu bisa menyertakan tautan seperti itu tanpa takut kena masalah.
  • Membangun Link Profile yang Natural
    Profil link website-mu itu harus kelihatan alami. Jadi, dengan mengkombinasikan antara dofollow dan nofollow, profil link-mu terlihat lebih organik dan nggak mencurigakan di mata mesin pencari.
  • Mengontrol Crawl Budget
    Dengan nofollow link di link-link yang nggak terlalu penting, kamu bisa “menghemat” crawl budget, jadi Google akan fokus nge-crawl halaman-halaman yang benar-benar kamu inginkan untuk di indeks dan di ranking.

Bagaimana Nofollow Link Mempengaruhi SEO?

  • Tidak Meneruskan Link Juice
    Ketika sebuah link diberi atribut ‘nofollow’, mesin pencari tidak akan menghitungnya sebagai “rekomendasi” dari website sumber ke website tujuan. Artinya, link tersebut tidak berkontribusi langsung pada peningkatan Domain Authority (DA) atau Page Authority (PA) website yang di-link.
  • Tidak Berdampak Langsung pada Ranking
    Karena tidak meneruskan link juice, nofollow link secara langsung tidak akan membantu ranking halaman tujuan di hasil pencarian.
  • Tetap Mendatangkan Traffic
    Nofollow link tetap bisa mendatangkan pengunjung ke website-mu. Traffic ini bisa mengirimkan sinyal positif ke Google bahwa kontenmu relevan dan berguna bagi pengguna. Pada akhirnya bisa berdampak tidak langsung pada performa SEO.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Nofollow Link

  • Konten Berbayar atau Bersponsor
    Setiap link yang kamu terima atau berikan karena adanya kompensasi (iklan, guest post berbayar, dan lain-lain.) wajib diberi atribut ‘nofollow’ atau ‘sponsored’. Ini untuk menjaga transparansi dan menghindari manipulasi ranking.
  • Konten Buatan Pengguna (UGC)
    Kamu tidak bisa sepenuhnya mengontrol kualitas dan niat dari link yang dibuat oleh pengguna lain. Makanya, dengan memberi atribut ‘nofollow’ kamu bisa mencegah spam dan link berkualitas rendah mempengaruhi website-mu.
  • Link ke Website yang Kurang Terpercaya atau Tidak Relevan
    Kalau kamu terpaksa harus link ke sumber yang kredibilitasnya diragukan, atau ke website yang kurang relevan dengan niche-mu, Menggunakan nofollow bisa melindungi reputasi dan otoritas website-mu sendiri.

Kesimpulan

Nofollow Link adalah atribut penting yang memberitahu mesin pencari untuk tidak meneruskan link juice.

Meskipun tidak secara langsung meningkatkan ranking, nofollow link punya manfaat besar dalam menghindari penalti Google. Selain itu, tautan ini juga membantu membangun profil link yang natural dan mengontrol crawl budget.

Untuk beberapa kasus, kamu wajib menggunakan nofollow untuk menjaga kesehatan SEO website-mu. Jadi, wajib untuk paham kapan dan bagaimana menggunakan nofollow dalam strategi digital marketing.

Kalau masih bingung dalam mengoptimasi website, kamu bisa menggunakan jasa seo, lho!

Manfaat Narrowcasting

  • Pesan yang lebih relevan, karena audiensnya spesifik jadi pesanmu lebih ngena ke mereka.
  • Engagement lebih tinggi, karena konten yang relevan cenderung lebih diperhatikan audiens.
  • Biaya lebih efisien, karena nggak perlu menjangkau audiens yang nggak relevan. Jadi, setiap rupiah yang dikeluarkan jadi lebih efektif.

Narrowcasting vs Broadcasting

Fitur Broadcasting Narrowcasting
Audiens Luas, beragam, tidak tersegmentasi Kecil, spesifik, tersegmentasi berdasarkan minat, dll.
Tujuan Menjangkau sebanyak mungkin orang Menyampaikan pesan yang relevan ke kelompok tertentu
Personalisasi Rendah, pesan bersifat umum Tinggi, pesan bisa sangat personal dan sesuai
Interaksi Biasanya satu arah, interaksi terbatas Potensi interaksi lebih tinggi dalam komunitas kecil
Efektivitas Bergantung pada jangkauan massal Lebih efektif dalam menyampaikan pesan yang relevan
Contoh Siaran TV nasional, radio, iklan di jalan raya Email marketing tertarget, digital signage, konten niche

Kesimpulan

Narrowcasting adalah cara cerdas buat menyampaikan pesan ke audiens yang lebih kecil dan spesifik. Ini beda banget sama broadcasting yang tujuannya menjangkau banyak orang dengan pesan umum, karena narrowcasting fokus ke audiens yang tersegmentasi dan relevan.

Dengan narrowcasting, kamu bisa bikin pesan yang lebih ngena dan personal, yang berujung pada peningkatan engagement dan conversion, serta biaya yang lebih efisien.

Strategi ini sangat cocok buat kamu yang pengen komunikasi lebih efektif, tepat sasaran, dan hasil yang terukur.

Cara Kerja Node.js

Node.js menggunakan model asynchronous dan non-blocking I/O (Input/Output).

Apa maksudnya itu?

Agar lebih paham, kamu bisa bayangin kamu adalah pelayan di sebuah restoran:

1. Model Tradisional (Blocking)

Kalau di model tradisional, setiap kali ada pesanan (permintaan dari pengguna), kamu harus menunggu pesanan itu selesai (misal: mengambil data dari database) sebelum bisa melayani pelanggan berikutnya.

Jadi, kalau ada pesanan yang lama, antrean bakal panjang dan pelayan lain nganggur.

2. Model Node.js (Non-blocking)

Nah kalau di model Node.js, ketika ada pesanan (permintaan dari pengguna), kamu langsung mencatatnya (menerima permintaan) dan menyerahkannya ke dapur (memproses di backend).

Sambil menunggu pesanan itu siap, kamu bisa langsung melayani pelanggan berikutnya. Begitu pesanan yang pertama selesai, dapur akan memanggilmu untuk mengantarkannya.

Jadi, Node.js bisa memproses banyak permintaan secara bersamaan tanpa harus menunggu satu per satu.

Kelebihan Node.js

1. Performa Tinggi & Skalabilitas
Berkat model non-blocking I/O dan Event Loop-nya, Node.js bisa menangani banyak koneksi atau permintaan pengguna sekaligus tanpa overload.

2. Penggunaan JavaScript Penuh (Full-stack JavaScript)
Tim developer bisa memakai JavaScript dari sisi front-end (tampilan yang dilihat pengguna) hingga back-end (server dan database). Jadi, nggak perlu repot ganti bahasa pemrograman.

3. Community Support Besar
Node.js punya komunitas developer yang sangat aktif di seluruh dunia. Ini berarti banyak sekali sumber daya, tutorial, dan library (package) siap pakai melalui NPM (Node Package Manager).

4. Efisiensi Aplikasi Real-time
Untuk aplikasi yang butuh update instan dan komunikasi dua arah cepat seperti aplikasi chat, streaming video, atau game online, Node.js adalah pilihan yang ideal.

Kekurangan Node.js

1 .Tidak Cocok untuk Tugas Komputasi Berat
Meskipun cepat, Node.js itu single-threaded (hanya bisa mengerjakan satu tugas berat di inti prosesor dalam satu waktu).

Sehingga kurang ideal untuk tugas-tugas yang membutuhkan perhitungan rumit atau pengolahan data besar.

2. Ketergantungan pada Callback
Karena sifatnya yang asynchronous (memulai tugas baru tanpa harus menunggu tugas sebelumnya selesai), Node.js rentan mengalami “callback hell” (kode yang berantakan karena banyak callback bertumpuk).

3. Maturity Relatif Baru
Dibanding bahasa back-end lain, Node.js terbilang relatif baru. Ini berarti ekosistemnya masih terus berkembang dan belum selengkap yang lain.

4. Kurang Ideal untuk Aplikasi Database Relasional Kompleks
Node.js kurang optimal untuk skema database relasional yang sangat kompleks. Hal ini karena desainnya yang berorientasi pada event dan non-blocking sehingga tidak cocok untuk transaksi database yang butuh konsistensi tinggi.

Kesimpulan

Node.js adalah runtime environment berbasis JavaScript yang dirancang untuk menjalankan aplikasi server dengan performa tinggi dan jauh lebih efisien.

Berkat arsitektur non-blocking dan asynchronous, Node.js mampu menangani banyak permintaan secara bersamaan tanpa hambatan, menjadikannya pilihan tepat untuk aplikasi real-time seperti chat, streaming, atau API.

Dengan dukungan komunitas besar, penggunaan JavaScript penuh dari front-end hingga back-end, serta skalabilitas yang tinggi, Node.js sangat cocok untuk tim developer. Namun, Node.js kurang ideal untuk tugas komputasi berat dan database relasional yang kompleks.

Ready to Grow?