Elemen-Elemen dalam Analisis SWOT
1. Strengths (Kekuatan)
Ini adalah hal-hal positif dari dalam bisnismu yang jadi keunggulan dibanding kompetitor.
Untuk mengetahui kekuatan bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:
- Apa yang sudah dilakukan perusahaan dengan sangat baik?
- Fitur atau layanan mana yang membuatmu unggul dari pesaing?
- Apa yang bikin perusahaanmu unik?
- Apa yang paling disukai pelanggan dari brand kamu?
Contoh: Tim yang solid, layanan pelanggan yang responsif, teknologi yang lebih canggih dari kompetitor.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan adalah faktor internal yang menghambat pertumbuhan bisnis.
Untuk mengetahui kelemahan bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:
- Apa saja hal yang bisa ditingkatkan?
- Apa yang sering dikeluhkan pelanggan?
- Sumber daya apa yang kurang optimal?
- Apakah ada proses internal yang lambat atau membingungkan?
Contoh: Brand awareness masih rendah, kurangnya SDM yang kompeten, atau sistem internal belum digital.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah faktor eksternal yang bisa kamu manfaatkan untuk tumbuh.
Untuk mengetahui peluang bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:
- Tren apa yang sedang berkembang dan bisa kamu manfaatkan?
- Apakah ada perubahan teknologi yang bisa mendukung bisnis?
- Pasar baru apa yang bisa kamu jangkau?
- Apakah kompetitor kamu sedang lengah di suatu area?
Contoh: Perilaku konsumen yang bergeser ke digital, kolaborasi dengan influencer, atau regulasi baru yang menguntungkan.
4. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah faktor eksternal yang bisa membahayakan pertumbuhan bisnis.
Untuk mengetahui ancaman bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:
- Siapa kompetitor baru yang muncul?
- Apakah ada tren yang bisa membuat produkmu ketinggalan zaman?
- Apakah kondisi ekonomi sedang tidak stabil?
- Apakah ada perubahan regulasi yang berpotensi merugikan?
Contoh: Kompetitor meluncurkan produk serupa dengan harga lebih murah, atau fluktuasi harga bahan baku.
Contoh Analisis SWOT Sederhana
Bayangin kamu punya bisnis kedai kopi lokal. Begini kira-kira hasil analisis SWOT-nya:
Elemen |
Analisis |
Strengths | Lokasi strategis di pusat kota, barista berpengalaman, suasana kedai nyaman. |
Weaknesses | Belum punya layanan pesan antar, jam operasional masih terbatas. |
Opportunities | Tren minum kopi di kalangan anak muda meningkat, bisa kerja sama dengan aplikasi delivery. |
Threats | Banyaknya kedai kopi baru bermunculan, harga bahan baku terus meningkat. |
Kesimpulan
Analisis SWOT membantu kamu melihat bisnis dari empat sisi: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan memetakan keempat elemen ini, kamu bisa bikin strategi yang lebih terarah dan tepat sasaran. Singkatnya, SWOT bikin kamu nggak asal jalan, tapi jalan dengan strategi.
Masih bingung? Yuk konsultasikan kebutuhan digital marketing mu bersama Whello!
Segmenting
Ini adalah langkah awal di mana kamu membagi pasar yang luas dan heterogen menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih spesifik. Kamu bisa pakai kriteria ini untuk membaginya:
1. Demografis: berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, atau pekerjaan.
2. Geografis: berdasarkan lokasi, wilayah, kota, atau bahkan iklim.
3. Psikografis: berdasarkan gaya hidup, minat, nilai, kepribadian, hobi, atau bahkan opini.
4. Perilaku: berdasarkan kebiasaan membeli, frekuensi penggunaan produk, atau tingkat loyalitas merek.
Targeting
Setelah punya banyak segmen, langkah selanjutnya adalah memilih satu atau lebih segmen mana yang paling menarik dan menguntungkan untuk kamu.
Caranya? kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal ini:
1. Ukuran dan potensi pertumbuhan segmennya.
2. Daya tarik segmen.
3. Seberapa sesuai segmen itu dengan sumber daya dan tujuan bisnismu.
Ada beberapa strategi penargetan, seperti:
– Menarget seluruh pasar (mass market)
– Menargetkan beberapa segmen sekaligus (differentiated targeting)
– Hanya menargetkan satu segmen (concentrated targeting).
Positioning
Positioning adalah upaya untuk menempatkan produk atau brand-mu di posisi yang unik dan diingat di benak konsumen. Kamu harus menemukan unique selling proposition produkmu.
Ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Berdasarkan atribut produk: Menekankan fitur atau keunggulan spesifik.
2. Berdasarkan manfaat: Fokus pada apa yang didapat konsumen.
3. Berdasarkan harga/kualitas: Posisi sebagai yang termurah, atau yang paling premium.
4. Berdasarkan pesaing: Menunjukkan bagaimana kamu lebih baik dari kompetitor.
Kenapa STP Penting?
- Membuat pemasaran lebih efektif
- Mengoptimalkan sumber daya
- Meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen
- Menciptakan keunggulan kompetitif
- Membuat inovasi produk menjadi lebih baik
Contoh STP
1. Produk Perawatan Kulit Anti-Jerawat
Segmentasi
– Usia: Remaja dan dewasa muda.
– Masalah kulit spesifik: Kulit berjerawat, sensitif terhadap bahan kimia keras.
– Preferensi: Mencari solusi yang aman dan alami.
Targeting
Remaja dan dewasa muda yang bergulat dengan masalah jerawat dan mencari produk yang efektif, lembut di kulit, serta terbuat dari bahan-bahan yang terpercaya.
Positioning
Memposisikan diri sebagai “Solusi Jerawat Ramah Kulit”: efektif mengatasi jerawat tanpa membuat kulit kering atau iritasi
2. Kedai Kopi
Segmenting
– Gaya hidup: Pecinta kopi modern, sering work from cafe, butuh tempat meeting non-formal.
– Usia: Generasi muda hingga pekerja kantoran awal.
– Penggunaan teknologi: Pengguna aktif aplikasi pemesanan.
Targeting
Profesional muda dan mahasiswa di perkotaan yang mencari tempat nyaman dengan fasilitas memadai
Positioning
Memposisikan diri sebagai “Third Place” favorit: tempat yang nyaman dan inspiratif selain rumah dan kantor.
Kesimpulan
STP (Segmenting, Targeting, Positioning) adalah strategi marketing untuk menemukan dan fokus pada pasar yang tepat. Dengan Segmenting, kamu mengelompokkan konsumen; Targeting, kamu memilih segmen paling potensial; dan Positioning, kamu menempatkan produk secara unik di benak konsumen.
Menerapkan STP akan membuat pemasaran jauh lebih efektif, mengoptimalkan sumber daya, dan membangun keunggulan kompetitif.