Cara Kerja Node.js
Node.js menggunakan model asynchronous dan non-blocking I/O (Input/Output). Apa maksudnya itu?
Bayangkan kamu adalah pelayan di sebuah restoran:
- Model Tradisional (Blocking): Setiap kali ada pesanan (permintaan dari pengguna), kamu harus menunggu pesanan itu selesai (mengambil data dari database) sebelum bisa melayani pelanggan berikutnya. Jadi, kalau ada pesanan lama, antrean bakal panjang dan pelayan lain nganggur.
- Model Node.js (Non-blocking): Ketika ada pesanan (permintaan), kamu langsung mencatatnya (menerima permintaan) dan menyerahkannya ke dapur (memproses di background). Sambil menunggu pesanan itu siap, kamu bisa langsung melayani pelanggan berikutnya. Begitu pesanan yang pertama selesai, dapur akan memanggilmu untuk mengantarkannya.
Inilah yang disebut Event Loop. Node.js bisa memproses banyak permintaan secara bersamaan tanpa harus menunggu satu per satu.
Ini bikin aplikasi Node.js sangat efisien dan responsif, cocok banget untuk aplikasi yang butuh kecepatan tinggi seperti chat real-time, streaming, atau API
Kelebihan Node.js
- Performa Tinggi & Skalabilitas: Berkat model non-blocking I/O dan Event Loop-nya, Node.js bisa menangani banyak koneksi atau permintaan pengguna sekaligus tanpa overload.
- Penggunaan JavaScript Penuh: Developer bisa memakai JavaScript dari sisi front-end (tampilan yang dilihat pengguna) hingga back-end (server dan database). Jadi, nggak perlu lagi ganti-ganti bahasa pemrograman.
- Community Support Besar: Node.js punya komunitas developer yang sangat aktif di seluruh dunia. Ini berarti banyak sekali sumber daya, tutorial, dan library (package) siap pakai melalui NPM (Node Package Manager)
- Efisiensi Aplikasi Real-time: Untuk aplikasi yang butuh update instan dan komunikasi dua arah cepat seperti aplikasi chat, streaming video, atau game online, Node.js adalah pilihan yang ideal.
- Satu Bahasa untuk Semua (Full-stack JavaScript): Keunggulan ini membuat tim developer bisa bekerja lebih sinergis karena semua anggota tim familiar dengan satu bahasa (JavaScript) di seluruh tumpukan teknologi aplikasi.
Kekurangan Node.js
- Tidak Cocok untuk Tugas Komputasi Berat: Meskipun cepat, Node.js itu single-threaded (hanya bisa mengerjakan satu tugas berat di inti prosesor dalam satu waktu).
Jadi, jika ada tugas yang sangat menguras CPU, tugas itu bisa memblokir thread utama dan memperlambat seluruh aplikasi. - Ketergantungan pada Callback: Karena sifatnya yang asynchronous (memulai tugas baru tanpa harus menunggu tugas sebelumnya selesai), dulu developer sering menghadapi “callback hell”, yaitu struktur kode yang terlalu banyak nested callback sehingga sulit dibaca dan dikelola.
- Maturity Relatif Baru: Node.js relatif lebih baru jika dibandingkan dengan Java atau PHP. Ini berarti ekosistemnya masih terus berkembang, sehingga terkadang kamu mungkin menemukan beberapa library yang masih dalam pengembangan awal.
- Kurang Ideal untuk Aplikasi Database Relasional Kompleks: Node.js kurang optimal jika dibandingkan dengan framework lain yang dirancang khusus untuk aplikasi database relasional dengan skema yang sangat kompleks dan banyak join antar tabel.
Kesimpulan
Node.js adalah runtime environment berbasis JavaScript yang dirancang untuk menjalankan aplikasi server dengan performa tinggi dan efisiensi luar biasa.
Berkat arsitektur non-blocking dan asynchronous, Node.js tangani banyak permintaan bersamaan tanpa hambatan. Pilihan tepat untuk aplikasi real-time seperti chat, streaming, atau API.
Dengan dukungan komunitas besar dan penggunaan JavaScript penuh (full-stack), Node.js sangat cocok untuk tim developer. Skalabilitasnya yang tinggi juga jadi keunggulan utama.. Namun, Node.js kurang ideal untuk tugas komputasi berat dan database relasional yang kompleks.