Semenjak masyarakat kita sudah banyak yang melek akan pentingnya jaringan internet, banyak juga yang sudah mempunyai akun media sosial di berbagai platform, dan maraknya aplikasi di telepon genggam yang membantu aktifitas kita sesuai kebutuhan, maka disitulah marketer dan produsen juga menyadari akan adanya peluang mereka untuk beriklan dan berpromosi tentang jualannya.
Bahkan kekuatan media sosial, marketplace, dan grup chatting tidak bisa dipungkiri sangat mempengaruhi dengan jualan dan reputasi merek yang mereka sandang. Tak perlu biaya iklan yang banyak, waktu yang lama, maka mereka bisa memperoleh pasar dan promo murah jika memanfaatkannya dengan benar dan baik. Inilah yang dinamakan Earned Media.
Daftar isi
Apa itu Earned Media?
Bagaimana contoh dan cara melakukan strategi marketing dengan menggunakan Earned Media? Dan apa saja yang harus dilakukan agar sistem pemasaran melalui Earned Media bisa berhasil dan mencapai target? Mari kita ulas bersama soal Earned Media berikut ini.
Earned Media dan Contoh Pelaksanaannya
Earned Media adalah cara marketer dan produsen saat ini untuk melakukan promosi terhadap usaha dagang, promosi produk, dan menginformasikan tentang layanan jasa mereka kepada masyarakat luas dengan cara yang lebih akrab. Berbeda dengan iklan berbayar, selebaran yang butuh dibagikan ke banyak orang, atau memasang spanduk dan billboard di jalan tentang produk jualannya, justru para marketing dan produsen itu melakukan promosi dengan menggunakan jasa pihak ketiga.
Adapun pihak ketiga sebagai media promosi tanpa sengaja itu bisa dibilang tidak dibayar, namun sanggup meyakinkan dan mempengaruhi banyak orang tentang suatu produk atau jasa kepada masyarakat luas. Si pihak ketiga itu bisa saja sosok tokoh masyarakat di suatu kompleks perumahan, atau sosok pelajar yang juga Youtuber dan aktif di media sosial lainnya, atau bisa juga profesional yang ahli di bidangnya dan mempunyai massa atau pemerhati saran dan cerita inspiratifnya.
Bahkan pihak ketiga bisa saja orang-orang yang aktif di media sosialnya, rajin berkomentar terhadap sebuah persoalan yang sedang viral, gosip artis, atau cerita motivasi dan inspiratif seseorang. Pihak ketiga yang tidak terkait dengan perusahaan produk dan jasa secara langsung itu bisa tanpa sengaja memberi sebuah pernyataan atau cerita video sinematik di media sosial yang berisi ulasan produk yang sedang dia pakai, atau bagaimana reaksi dia terhadap sebuah layanan jasa yang baru saja buka atau launching.
Contohnya, seorang remaja membuat video sinematik tentang masker kain bergambar anime yang menurutnya lucu dan unik. Dia bercerita, masker itu dia beli di sebuah toko online dengan harga relatif murah. Ternyata video yang di-upload di sebuah platform media sosial itu dilihat banyak orang hingga banyak juga yang mencari masker kain bergambar anime itu. Sampai-sampai toko online yang menjual produk masker kain tersebut kebanjiran pesanan.
Contoh lain lagi adalah ketika seorang isteri artis dalam sebuah konten di Youtube bercerita kepada seorang temannya, kalau dia sudah lama suka dengan sebuah snack. Menurutnya, makanan ringan itu sangat enak dan mengenyangkan. Padahal saat video itu dibuat, si isteri artis tidak sedang beriklan atau dibayar oleh perusahaan makanan kecil tersebut. Namun dampaknya cukup besar, karena banyak orang yang akhirnya mencari snack yang sama dan ingin mencobanya.
Begitu pula ketika seorang tutorial make-up dari sebuah media sosial memberikan ulasan tentang beberapa produk bedak yang bisa dibeli di minimarket dengan harga murah, namun warna yang dipancarkan bedak itu bisa tahan lama dan aman untuk semua kulit wajah. Maka ulasan dan review si tutorial bisa menjadi acuan kepada orang-orang yang menonton isi konten itu, dan kemungkinan akan tertarik untuk ikut menggunakan produk-produk bedak yang direkomendasikan si tutorial tersebut.
Maka tak bisa dipungkiri lagi bila saat ini para produsen, marketer, juga pedagang besar hingga kecil akhirnya menyadari betapa Pihak Ketiga ini sangat berpengaruh terhadap reputasi jualan produk dan jasa mereka. Ulasan dan review pihak ketiga yang jujur terhadap sebuah produk atau jasa juga sangat berpengaruh dengan pandangan masyarakat yang melihatnya.
Strategi Meningkatkan Target Penjualan dan Memperoleh Reputasi Merek yang Baik Melalui Earned Media
Lalu apa saja yang harus dilakukan agar sistem marketing dengan menggunakan Earned Media itu bisa berhasil mencapai target penjualan yang tinggi, sekaligus mendapatkan image dan reputasi yang baik di masyarakat luas?
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh tim marketing, produsen, dan layanan jasa serta pedagang UMKM agar mereka bisa dikenal banyak masyarakat luas melalui sistem marketing dengan Earned Media, yakni:
-
Aktif di berbagai media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau Tiktok
Dengan akun bisnis di media sosial, pihak produsen bisa dengan mudah mengenalkan produknya dengan aneka foto-foto menarik, atau video sinematik. Untuk akun bisnis di media sosial memang berbayar, namun tidak mahal dibandingkan memasang iklan billboard, iklan media cetak, atau brosur dan promo bayar yang relatif mahal lainnya.
Dalam media sosial juga, produsen bisa menggunakan influencer yang memiliki massa tertentu, atau orang dengan bakat dan keahlian tertentu untuk memberikan edukasi tentang produk atau jasa mereka.
Rajin menjawab komentar dari netizen, peduli, dan merespons positif terhadap ulasan dan cerita seseorang terhadap produk atau jasa yang dia gunakan dengan bersikap jujur dan apa adanya juga bisa menguatkan strategi marketing melalui Earned Media.
-
Metode Endorsement
Rajin memberikan produk secara cuma-cuma kepada Youtuber, blogger, atau influencer, atau mengajak para orang-orang yang sudah memiliki massa, subscriber, atau penggemar itu untuk datang ke pabrik dalam acara ‘Kunjungan Pabrik’, dan menyaksikan pengolahan produk-produk dari sebuah produsen. Atau memberikan layanan jasa secara gratis kepada mereka agar bisa merasakan pengalamannya, dan mau bercerita melalui konten video atau foto-foto sebagai pendukung ceritanya yang akan dilihat banyak orang;
-
Metode Giveaway
Produsen atau marketing juga bisa mempunyai jadwal bagi-bagi hadiah atau giveaway kepada netizen dengan persyaratan tertentu, atau program tebak kuis berhadiah, atau aneka lomba sederhana dengan hadiah yang menggiurkan buat pengikut setia media sosial dan pengguna produk atau jasa mereka;
-
Strategi Riding the Wave
Marketing dan produsen jangan sampai ketinggalan berita dan gosip yang sedang viral dan banyak diperbincangkan orang di media sosial dan lingkungan nyata. Dengan begitu, ada saja peluang yang bisa diambil untuk media promosi dan ‘beriklan’ secara gratis, bahkan bisa menjadi perbincangan menarik buat yang lihai menggunakannya.
Seperti contohnya, suatu kali ada cuplikan film dengan kata-kata yang banyak diketahui orang, yakni: “It’s my dream!”. Maka kata sederhana itu bisa digunakan untuk para produsen dalam promonya, bisa promosi tentang jalan-jalan untuk jasa traveling, promo produk tempat tidur, atau lainnya yang dibuat menarik, unik, bahkan lucu juga bisa.
-
Optimalkan Content Marketing
Marketing dan produsen bisa membuat blog berisi tentang artikel dan tulisan-tulisan yang tidak secara langsung beriklan atau berpromosi produk dan jasa. Melainkan artikel dan tulisan berisi resep makanan, informasi tentang kesehatan, olahraga, parenting, atau tulisan-tulisan lain yang berguna dan edukatif buat masyarakat. Misal produsen sebuah merek barang-barang olahraga memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan gerakan-gerakan sehat yang bisa dilakukan di rumah atau kantor.
Jadi, Earned Media adalah sistem marketing yang saat ini sedang trend digunakan oleh kalangan produsen, perusahaan jasa, dan para marketing untuk mempromosikan atau beriklan ‘tanpa sengaja’, dan sangat menghemat biaya iklan, bahkan bisa jadi gratis. Ini karena mereka ‘menggunakan’ kekuatan pihak ketiga yang tidak terkait secara langsung atau berafiliasi dengan pihak mereka. Bisa jadi mereka adalah influencer, profesional, bahkan orang awam sekalipun.
Earned Media adalah cara cerdas yang digunakan untuk menjual dan mengenalkan produk dan jasa, sekaligus menunjukkan reputasi, dan branding yang bagus kepada masyarakat luas, yakni dengan menguatkan media sosial sebagai salah satu perangkatnya.
Ayo mulai kembangkan bisnismu dengan Digital Marketing!
Kamu ingin mengembangkan bisnismu secara digital? Bingung harus mulai dari mana? Konsultasikan bisnismu bersama specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Research Competitor Ads: Strategi Intip Iklan Kompetitor
Ketahui strategi iklan kompetitor kamu dengan melakukan Research Competitor Ads. Dengan ini strategi pemasaran kamu akan lebih optimal!
Apa Itu Back End Developer? Skill dan Tugas Utamanya
Pelajari tentang Back End Developer, skill yang harus dimiliki, dan tanggung jawab utama mereka dalam dunia teknologi informasi disini!
Ketahui Perbedaan Front End dan Back End Developer
Ketahui perbedaan Front End dan Back End Developer. Pahami peran penting masing-masingnya dalam artikel berikut!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!