Search Engine Optimization atau SEO merupakan strategi dalam digital marketing yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness bisnis. Salah satu istilah yang tidak asing dalam dunia SEO adalah keyword density atau pengulangan kata kunci.
Bahkan, banyak digital marketer yang fokus pada keyword density ketika membuat konten SEO. Menurut banyak orang, penggunaan kata kunci berperan penting untuk membuat konten berada di ranking teratas.
Lantas, sebenarnya apa itu keyword density dalam konten SEO? Apakah benar pengulangan kata kunci ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi ranking?
Daftar isi
Apa Itu Keyword Density?
Keyword density atau pengulangan kata kunci merupakan persentase jumlah pengulangan pada penggunaan keyword di sebuah konten. Tak jarang, pengulangan kata kunci ini juga terdapat dalam bentuk anchor text.
Dalam konten SEO, jumlah kata kunci yang tepat memang perlu kamu pertimbangkan. Sebab, jika kata kunci yang kamu gunakan terlalu sedikit, maka optimasi konten tidak akan maksimal.
Begitu juga sebaliknya. Jika kata kunci yang kamu masukkan terlalu banyak, nantinya Google akan menganggap kontenmu teroptimasi secara berlebihan. Tentu saja hal ini merupakan langkah yang salah.
Oleh karena itulah, kamu sebaiknya menggunakan kata kunci dengan bijak, sesuai dengan kebutuhan konten.
Repetisi kata kunci juga perlu disesuaikan dengan jumlah search volume itu sendiri. Dengan begitu, maka nantinya kamu bisa melakukan optimasi SEO dengan lebih maksimal.
Adapun jumlah kata kunci yang seharusnya ada dalam sebuah konten tergantung dari jumlah kata pada konten itu sendiri. Misalnya, sebuah konten memiliki jumlah kata sebanyak 200, maka jumlah pengulangan kata kunci sebaiknya tidak lebih dari 10 kali.
Dengan kata lain, repetisi kata kunci yang diperbolehkan sebaiknya sekitar 5% dari total jumlah kata pada konten tersebut. Jadi, nantinya kamu bisa melakukan optimasi dengan baik.
Selain itu, pembaca pun bisa tetap enak membaca kontenmu, karena penggunaan kata kunci yang natural.
Pentingnya Keyword Density pada SEO
Penggunaan kata kunci dalam sebuah konten SEO memang penting. Khususnya pada Google, selaku search engine utama. Namun, meski kamu perlu memasukkan kata kunci ke web page, bukan berarti kamu juga harus menerapkan pola pengulangan kata kunci ini.
Penerapan keyword density merujuk pada jumlah kata ataupun frasa dari total keseluruhan kata yang ada dalam web page. Pengulangan kata kunci ini perlu kamu hitung dengan cara membagi jumlah kata kunci sesuai dengan total kata di web page. Baru kemudian dikalikan dengan 100.
Namun, umumnya tools SEO menyarankan persentase keyword density di bawah 2,5%.
Salah satu penyebab banyak penulis meyakini bahwa pengulangan kata kunci merupakan salah satu ranking factor adalah karena kata kunci menjadi sinyal yang dapat memberitahukan Google tentang apa yang ada pada web page.
Apabila kata kunci yang kamu gunakan terlalu banyak, otomatis Google menganggap hal tersebut sebagai percobaan untuk memanipulasi search ranking.
Akan tetapi, perlu kamu pahami juga, bahwa tidak ada angka pasti untuk mendapat ranking terbaik di Search Engine Results Page (SERP). Artinya, penggunaan kata kunci memang penting, namun penerapan rasio kata kunci tertentu tidak dapat membantu strategi SEO kontenmu.
Berdasarkan fakta yang ada, jika kamu melakukan riset dan pengecekan, maka sebuah web page mampu mendapatkan ranking yang baik untuk sebuah kata kunci tertentu. Meskipun kata kunci tersebut tidak tertulis di dalam konten.
Apakah Ada Pengaruh Keyword Density ke Google Search?
Dari penjelasan di atas, mungkin kamu jadi bertanya-tanya, apakah keyword density benar-benar memberi pengaruh pada ranking ke Google Search?
Menurut Head of Webspam Team Google, Matt Cutts, tidak ada hubungannya antara keyword density dengan ranking di Google. Sebab, dari pihak Google sendiri memang tidak memberi ketentuan terkait patokan pengulangan kata kunci yang tepat.
Sebaliknya, penggunaan keyword yang berlebihan justru dapat berdampak negatif, daripada memberi dampak positif pada konten SEO di sebuah web page.
Memasukkan beberapa kata kunci yang sama ke dalam web page mungkin memang bisa membantu kamu untuk mendapat ranking yang baik di Google Search. Akan tetapi, hal tersebut malah bisa membuat konten kamu dianggap sebagai keyword stuffing oleh Google.
Jadi, akan lebih baik jika kamu hanya meletakkan keyword pada satu atau dua kata pertama saja. Dengan begitu, hal tersebut mungkin bisa membantumu lebih banyak untuk mendapatkan ranking yang terbaik dari Google.
Dengan kata lain, ketika kamu bisa menyebut kata kunci sebanyak tujuh sampai sepuluh kali dalam satu konten, hal tersebut justru tidak akan membantu untuk meningkatkan ranking-mu.
Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan kata kunci yang sudah disiapkan dan diterapkan dengan cara yang tepat.
Apabila kamu mengetahui keyword yang akan digunakan, maka bisa menyebarkan kata kunci tersebut secara natural ke dalam artikel.
Selain itu, Matt Cutts juga lebih merekomendasikan konten yang relatif panjang dengan jumlah kata lebih dari 1.000, agar penerapan kata kunci bisa terasa natural.
Jika artikel tersebut selesai kamu tulis, cobalah untuk baca ulang dengan suara dan dengarkan baik-baik apakah ada yang salah dalam penulisan tersebut atau tidak. Apabila artikel terasa kaku atau tidak nyambung, artinya kamu terlalu sering melakukan pengulangan kata kunci.
Agar kamu tidak terlalu banyak mengulangi kata kunci pada sebuah artikel, bisa juga menggantinya dengan sinonim dari kata kunci tersebut. Misalnya, “cara mematikan kompor listrik” menjadi “langkah-langkah mematikan kompor listrik”.
Sudah Paham Apa Itu Keyword Density dalam Konten SEO?
Dari informasi di atas, kamu bisa paham bahwa sebenarnya keyword density bukanlah aturan baku dalam SEO. Jadi, kamu tidak perlu terpaku pada pengulangan kata kunci secara berlebihan dengan dalih mengoptimasi konten.
Selagi kamu memasukkan kata kunci secara tepat dan hasil artikel terlihat natural, maka jumlah pengulangan kata kunci sudah tidak perlu ditambahkan lagi. Bahkan, sebaiknya kamu membatasi penggunaan kata kunci untuk mencegah kesan berlebihan pada keseluruhan artikel.
Jika kamu masih bingung dengan penerapan kata kunci atau teknik lainnya pada SEO, maka bisa menggunakan jasa SEO dari Whello.
Whello merupakan penyedia jasa layanan SEO yang selalu menggunakan cara up to date dan juga mengikuti kaidah Google. Jadi, konten SEO kamu terjamin bisa masuk ke ranking teratas Google.
Semoga penjelasan di atas bermanfaat untuk kamu yang tertarik atau belajar tentang konten SEO, ya.
Apa itu keyword density?
Keyword density adalah pengulangan penggunaan kata kunci tertentu dalam sebuah konten SEO.
Apakah keyword density berpengaruh terhadap ranking Google Search?
Tidak.
Bagaimana cara mensiasati penggunaan kata kunci yang berlebihan?
Kamu bisa menggunakan sinonim dari kata kunci tersebut untuk meminimalisir pengulangan kata kunci utama secara berlebihan.
Apakah Google Search memiliki aturan baku terhadap pengulangan kata kunci?
Tidak, Google Search tidak memiliki aturan baku pada keyword density. Bahkan, kamu lebih disarankan untuk meminimalisir penggunaan kata kunci, agar artikel tidak terkesan berlebihan dan tidak natural.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Website Desa: Kenali Manfaat, Fungsi, dan Cara Membuatnya!
Kenali berbagai manfaat dan fungsi website desa. Ikuti panduan untuk membuatnya dan tingkatkan keterlibatan serta informasi di desa kamu!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!