Apa perbedaan antara UX writer dan copywriter? Pertanyaan ini memang sering muncul, khususnya bagi kalangan yang masih awam di dunia digital atau advertising.
Jika copywriter berfokus membuat pengguna website atau aplikasi agar bisa menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, sedangkan UX writer fokus pada kata-kata yang dibaca atau didengar seseorang saat mereka menggunakan suatu produk atau jasa.
Berikut beberapa perbedaan yang bisa kamu temukan pada copywriting dan UX writing.
Daftar isi
Copywriting
Copywriting adalah seseorang yang membuat tulisan yang berguna untuk membantu sebuah brand dalam hal promosi dan mengajak target audiens mereka mengenal hingga melakukan pembelian produk.
Copywriter juga membuat tagline di billboard atau banner, iklan di Facebook atau Instagram, script serta jingle catchy pada video iklan yang tayang di YouTube, televisi hingga videotron.
Tujuan Penulisan oleh Copywriter
Copywriter berfokus membuat pengguna website atau aplikasi agar bisa menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Contoh Konten Copywriting (Iklan Facebook)
Tugas Copywriter
Walaupun seorang copywriter tugasnya membuat “tulisan”, namun tulisan yang dimaksud bukan hanya sekedar menulis saja, berikut penjelasan tugas copywriter yang biasa mereka lakukan.
A. Menentukan Target Audiens
Sebelum menulis konten, copywriter harus mengetahui siapa akan yang ditargetkan untuk mengajak mereka membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Baik baik dari segi umur, pekerjaan, ketertarikan, demografis hingga behavioral (perilaku).
Hal ini akan membantu copywriter menentukan strategi dalam menyampaikan pesan, jenis iklan yang akan dibuat, gaya bahasa penulisan, hingga penentuan tempat dan waktu.
B. Melakukan Riset Data
Setelah menentukan target audiens (usia, jenis kelamin, lokasi, hingga hobi), copywriter bisa menyusun strategi penulisan dengan menyesuaikan data-data yang ada. Dan dalam menyusun strategi, jangan lupa memposisikan diri sebagai target audiens.
Misalnya target audiens kamu merupakan seorang remaja dengan range umur 18-24 tahun, maka buatlah materi iklan yang sesuai dengan tren yang sedang dibicarakan oleh kalangan remaja, bahasa yang lebih fun dan familiar didengar mereka, hingga pemilihan gambar atau tokoh yang sedang trending.
Selain itu, kamu juga perlu mengecek kompetitor untuk melihat apa yang mereka lakukan pada iklan mereka.
C. Memikirkan Ide Kreatif
Setelah semua data yang didapat, menyusun strategi yang tepat, mulailah memikirkan ide-ide kreatif untuk iklan yang akan dibuat. Ide-ide kreatif inilah nantinya akan membuat iklan semakin menarik, baik dalam penggunaan kata-kata hingga pemilihan gambar.
D. Tentukan CTA
Pada akhir konten, kamu juga perlu membuat tombol Call to Action (CTA) pada akhir konten. Misalnya CTA yang mengajak audiens untuk melakukan pendaftaran website, membeli produk, mendatangi kampanye tertentu, atau yang lainnya.
Baca juga: Tips Copywriting dalam Menulis Konten
UX Writer
UX Writer yaitu seseorang yang menyusun dan menuliskan copy dalan interface (antarmuka) suatu aplikasi atau website yang berguna untuk menuntun user mencapai tujuan dan berinteraksi dengan produk digital melalui bahasa yang mudah dipahami banyak orang.
UX sendiri merupakan singkatan dari User Experience.
Tujuan UX Writer Membuat Konten
Membuat konten Singkat, padat, dan mudah dimengerti (to the point tanpa basa basi).
Contoh Konten UX Writer
Tugas UX Writer
Berikut beberapa tugas yang dilakukan oleh seorang UX Writer.
A. Berkolaborasi dengan Team
UX Writer biasanya harus berkolaborasi dengan team lain seperti UX researcher, UX designer, hingga developer website atau aplikasi. Mulai dari proses perencanaan, riset, penyusunan, hingga melakukan test konten yang dibuat.
B. Melakukan Riset
UX Writer juga melakukan riset bersama para researcher untuk mengetahui product requirement yang dibutuhkan oleh user website atau aplikasi. Harus mengenal masalah apa yang dimiliki user hingga memberikan solusi kemudahan.
Melalui target audiens bisa disusun seperti apa konten atau desain yang cocok untuk user dan pastinya menarik serta mudah dihadapi oleh user.
C. Menulis Copy
Setelah menentukan desain, UX Writer juga perlu membuat arsitektur informasi yang akan disampaikan.
Tulisan harus dalam kata-kata yang mudah dimengerti banyak orang hingga orang awam sekalipun. Ketika menulis kata-kata, tentu kamu akan dibantu oleh team copywriter.
Perbedaan Copywriter dan UX Writer
Berikut 7 perbedaan copywriter dan UX Writer yang perlu kamu ketahui.
1. Teknik Penulisan
Story telling dan soft selling menjadi salah satu teknik penulisan yang sangat erat berhubungan dengan copywriter. Biasanya konten yang mereka buat, terdiri dari beberapa rangkaian kata, seperti artikel.
Sedangkan seorang UX writer memiliki teknik penulisan yang lebih singkat, padat, dan mudah dimengerti (to the point tanpa basa basi). Dan konten yang mereka buat, biasanya terdiri dari kata-kata dan gambar, atau kata-kata dan video.
2. Tujuan Penulisan
Seorang copywriter menulis konten yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan cara memberikan edukasi terlebih dahulu kepada mereka, agar mengerti dan tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Sedangkan UX writer bertujuan untuk membuat konten yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, misalnya konten untuk Facebook Ads atau Instagram Ads.
3. Metode Kerja
Ketika menjadi seorang copywriter, biasanya mereka bisa menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri. Berbeda dengan seorang UX writer, mereka banyak berdiskusi dan bekerja sama dengan manajer produk, engineer, UX researcher, desainer, hingga head of business.
4. Karakter Penulisan
Karakteristik copywriting adalah menulis konten yang pendek. Karena pengiklan hanya mempunyai waktu sedikit untuk menarik perhatian orang diawal, seperti contohnya orang melewati billboard hanya 3 detik di jalanan.
Pada UX writing justru karakter penulisannya lebih pendek lagi dari copywriting. Karena space yang kerap terbatas seperti menulis di tombol-tombol, maka karakteristik UX writing harus jelas, concise dan membantu user memahami penulisan konten.
5. Tipe Skill Menulis
Pada copywriter diperlukan skill menulis yang bisa menggunakan kalimat efektif dan persuasif dalam menyampaikan iklan agar penerima pesan bisa melakukan apa yang kita inginkan.
Sedangkan pada UX writer dibutuhkan skill terbiasa menulis konten yang mampu menyampaikan maksud jelas hanya dengan beberapa kata saja.
6. Penerapan SEO
Copywriter menerapkan SEO hanya ketika menuliskan di media digital dan disebarkan secara online. Misalnya di Facebook atau Instagram ads, landing page website perusahaan atau artikel yang bersifat hard selling.
Sedangkan UX writer sama sekali tidak perlu menerapkan prinsip SEO dalam penulisannya.
7. Media Placement
Media placement untuk seorang copywriter lebih luas dibandingkan UX Writer, termasuk media cetak dan elektronik.
Media cetak misalnya illboard, banner, brosur, dan media elektronik seperti iklan di televisi dan iklan di radio. Ada juga yang berupa digital dan disebarkan secara online seperti video YouTube, Facebook dan Instagram Ads, banner di aplikasi dan website, hingga postingan di media sosial.
Sedangkan media placement UX writer membuat tulisan hanya untuk antarmuka website dan aplikasi mobile.
Naaah, itulah sedikit penjelasan mengenai perbedaan seorang copywriter dengan seorang UX Writer. Kira-kira kamu lebih tertarik menjadi seorang copywriter atau UX writer? Dan jika kamu mengetahui perbedaan yang lain, kamu bisa tulis di kolom komentar dibawah ya.
Dapatkan keuntungan maksimal dengan Copywriting yang tepat!
Promosikan produk dan jasamu dengan teknik copywriting yang tepat untuk menarik lebih banyak pelanggan potensial. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Tips Optimasi Location Landing Page untuk SEO
Pelajari cara mengoptimasi location landing page untuk SEO. Temukan tips dan trik yang dapat membantu meningkatkan peringkat di sini!
Apakah NAP Citations Menjadi Ranking Factor? Ini Jawabannya!
Apakah NAP citations menjadi faktor penentu peringkat? Baca penjelasan lengkapnya dan ketahui bagaimana cara kerjanya di sini!
Content Pruning, Pemangkasan Konten untuk Tingkatkan SEO
Pelajari cara pemangkasan konten dapat meningkatkan SEO situs kamu. Dapatkan panduan lengkap untuk mengelolanya di sini!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!