
Pernah dengar istilah Server Side Rendering (SSR) dan bertanya-tanya sebenarnya ini apa sih? Dalam dunia web development, SSR jadi salah satu istilah yang sering muncul, terutama buat kamu yang ingin bikin website yang cepat, SEO-friendly, dan optimal buat user.
Artikel ini akan ngebahas tuntas soal apa itu Server Side Rendering, gimana cara kerjanya, apa saja kelebihan dan kekurangannya, kapan website cocok pakai SSR, serta perbandingannya dengan Client Side Rendering (CSR). Simak terus ya!
Daftar isi
Apa Itu Server Side Rendering (SSR)?
Secara sederhana, Server Side Rendering (SSR) adalah proses merender halaman website di server, bukan di browser (client). Jadi, begitu ada permintaan dari user (misalnya buka halaman website), server langsung mengirimkan halaman HTML yang sudah siap tampil ke browser.
Dengan SSR, halaman web tampil lebih cepat di awal karena HTML-nya sudah dirender duluan di server sebelum dikirim ke browser pengguna.
Cara Kerja Server Side Rendering
Penting juga mengetahui bagaimana prosesnya bekerja di balik layar. Yuk, kita bahas langkah-langkah cara kerja SSR dari saat user membuka website hingga halaman tampil di browser!
- User membuka website (masukkan URL di browser)
Browser mengirim request ke server. - Server menerima request dan memproses konten
Server akan menjalankan kode (biasanya dari framework seperti Next.js atau Nuxt.js) untuk merender konten yang dibutuhkan. - Server mengirim HTML yang sudah lengkap ke browser
Tidak perlu nunggu proses rendering di browser, karena HTML sudah siap ditampilkan. - Browser menampilkan halaman secara langsung
Halaman muncul lebih cepat, terutama konten utama, tanpa perlu nunggu JavaScript selesai dimuat. - Setelah itu, JavaScript bisa berjalan untuk menambahkan interaktivitas
Inilah yang disebut dengan proses hydration.
Kelebihan dan Kekurangan Server Side Rendering
Ada beberapa alasan kenapa banyak developer dan perusahaan memilih SSR, terutama buat website yang butuh performa tinggi dan SEO yang bagus. Meski banyak kelebihannya, SSR juga punya kekurangan yang perlu kamu tahu. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan SSR:
1. Kelebihan
- SEO-Friendly
Karena HTML sudah lengkap saat dikirim ke browser, mesin pencari (seperti Google) bisa dengan mudah mengindeks halaman. Cocok banget buat blog, e-commerce, atau website berita yang butuh visibilitas di pencarian.
- Performa Awal Lebih Cepat (First Paint)
User langsung lihat konten begitu halaman dimuat, tanpa perlu nunggu JavaScript selesai. Ini penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna, terutama di koneksi lambat.
- Social Media Preview Lebih Akurat
Kalau kamu share link ke sosial media, metadata dari SSR langsung terbaca, jadi thumbnail, judul, dan deskripsi tampil dengan benar.
- Lebih Baik Buat Perangkat Lambat
Karena beban rendering diambil alih oleh server, browser di perangkat dengan kemampuan rendah tetap bisa tampilkan halaman dengan cepat.
2. Kekurangan
- Beban Server Lebih Berat
Karena server harus merender halaman untuk setiap request, beban di server jadi lebih besar dibanding CSR yang cuma mengirim file statis.
- Tingkat Kerumitan Lebih Tinggi
SSR butuh setup khusus dan biasanya lebih kompleks dibanding CSR, apalagi kalau website kamu sangat interaktif.
- Waktu Respons Bisa Lebih Lama
Kalau server lambat atau sibuk, waktu respons ke user bisa melambat, karena semuanya diproses real-time di server.
Framework yang Mendukung Server Side Rendering
Agar implementasi Server Side Rendering (SSR) jadi lebih mudah dan efisien, kamu bisa memanfaatkan berbagai framework yang sudah dirancang khusus untuk mendukung proses ini.
Berikut beberapa framework populer yang sering digunakan oleh para developer untuk membangun website dengan SSR:
1. Next.js (React)
Ini salah satu pilihan paling populer untuk SSR berbasis React. Next.js punya fitur lengkap untuk SSR, SSG (Static Site Generation), dan hybrid rendering.
2. Nuxt.js (Vue)
Kalau kamu pakai Vue.js, Nuxt.js adalah opsi SSR terbaik. Sangat mudah dikonfigurasi dan mendukung rendering dinamis maupun statis.
3. Angular Universal
Untuk kamu yang pakai Angular, Angular Universal memungkinkan rendering di server untuk hasil yang SEO-friendly dan cepat dimuat.
4. SvelteKit
SvelteKit juga mendukung SSR dan termasuk framework modern yang efisien dan cepat.
Kapan Website Cocok Menggunakan SSR?
Server Side Rendering (SSR) cocok digunakan untuk website yang mengutamakan SEO, menampilkan konten dinamis, diakses dari berbagai perangkat, dan butuh kecepatan tampil awal.
Namun, untuk aplikasi internal atau dashboard yang fokus pada interaksi setelah login, Client Side Rendering (CSR) lebih efisien.
Perbedaan SSR dan CCR (Client Side Rendering)
Server Side Rendering (SSR) dan Client Side Rendering (CSR) adalah dua pendekatan berbeda dalam menampilkan halaman web. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan tergantung kebutuhan website yang dibangun. Supaya nggak bingung, yuk kenali perbedaan CSR dan SSR berikut ini!
1. Tempat Rendering
SSR (Server Side Rendering) membuat tampilan halaman dilakukan di server. Jadi, waktu halaman sampai ke browser, HTML-nya udah lengkap dan siap ditampilkan.
Sebaliknya, dalam CSR (Client Side Rendering), halaman dibangun langsung di browser pakai JavaScript. Awalnya cuma terima “kerangka” kosong, lalu kontennya baru dimuat belakangan.
2. Kecepatan Tampil Awal
Dalam SSR, karena HTML-nya sudah jadi dari awal, halaman bisa langsung muncul begitu dibuka. Jadi terasa lebih cepat, terutama buat pengunjung pertama kali.
Sedangkan CSR butuh waktu sedikit lebih lama karena browser harus download dan jalankan JavaScript dulu baru halaman bisa tampil lengkap.
3. Optimasi SEO
SSR lebih ramah buat SEO karena mesin pencari langsung bisa baca semua isi halaman dari awal. Cocok buat website yang butuh tampil di hasil pencarian.
CSR kurang maksimal untuk SEO, karena isi kontennya baru muncul setelah JavaScript dijalankan. Mesin pencari bisa jadi tidak “lihat” semua konten.
4. Beban Server
Jika menggunakan SSR, server harus kerja tambahan karena harus bikin halaman baru setiap kali ada yang akses. Jadi, makin banyak pengunjung, makin berat beban servernya.
Dalam CSR, server lebih santai, cukup kirim file HTML, CSS, dan JavaScript statis aja. Sisanya ditangani di sisi pengguna.
5. Interaktivitas Pengguna
Supaya halaman bisa interaktif (misalnya tombol bisa diklik), SSR perlu proses tambahan namanya “hydration”. Jadi, ada jeda sedikit sebelum elemen bisa berfungsi.
Berbanding terbalik dengan CSR yang langsung interaktif sejak awal karena JavaScript sudah aktif dan siap jalankan semua fitur dari awal.
6. Kecocokan Penggunaan
SSR cocok banget untuk website yang butuh performa bagus dan bisa diindeks mesin pencari, kayak blog, portal berita, atau toko online.
Dan CSR lebih cocok buat aplikasi internal atau sistem yang nggak terlalu butuh SEO, misalnya dashboard admin atau Single Page Application (SPA).
SSR atau CSR, yang Menjadi Pilihanmu?
Server Side Rendering (SSR) adalah pendekatan rendering halaman website di server sebelum dikirim ke browser. Hasilnya? Konten muncul lebih cepat, SEO lebih baik, dan pengalaman pengguna lebih mulus. Meski begitu, SSR juga punya tantangan seperti beban server lebih tinggi dan setup yang lebih kompleks.
Pahami juga bahwa tidak ada pendekatan tunggal yang paling benar. Kadang SSR cocok, kadang CSR lebih simpel, dan dalam beberapa kasus, gabungan keduanya (hybrid) adalah solusi paling ideal.
Jika kamu butuh bantuan profesional untuk mengoptimalkan performa website, Whello siap membantu dengan jasa SEO. Dengan pengalaman luas di bidang digital marketing dan web development, Whello mampu memaksimalkan potensi websitemu secara efisien. Untuk informasi lebih lanjut, yuk konsultasi sekarang!
Apakah SSR selalu lebih baik dari CSR?
Tidak selalu. SSR bagus buat performa awal dan SEO, tapi CSR lebih cocok untuk aplikasi yang sangat interaktif dan real-time.
Apa SSR bikin server jadi lambat?
Kalau tidak dioptimalkan, iya. Tapi dengan caching dan teknik render efisien, beban bisa dikurangi.
Apa SSR harus selalu pakai Next.js atau Nuxt.js?
idak harus, tapi framework ini memudahkan implementasi SSR. Kamu juga bisa pakai SSR manual dengan Express.js atau framework lain.
Tingkatkan kredibilitas bisnis kamu dengan memiliki Website!
Miliki website profesional yang powerful dengan desain eksklusif dan pastinya SEO friendly untuk bisnis kamu. Konsultasi bersama specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami

Desain Website Custom Vs Desain Website Template, Pilih yang Mana?
Bingung memilih antara custom atau template website design? Artikel ini akan membantu kamu secara lengkap. Yuk simak!

AI-Powered Search Ads: Tips untuk Seorang Digital Marketers
Pelajari cara menggunakan AI-powered Search ads untuk meningkatkan kampanye digital marketingmu. Tips mudah dan efektif hanya di sini!

Impression Share Google Ads: Definisi dan Cara Meningkatkannya
Bingung dengan Impression Share di Google Ads? Temukan definisi dan strategi jitu untuk meningkatkannya agar iklan kamu lebih efektif!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!