Membangun website bukan sesuatu yang mudah, karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik termasuk melakukan langkah usability testing website. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas di dalamnya.
Karena pada dasarnya website adalah sesuatu yang kompleks dan di dalamnya terdapat banyak komponen. Setiap bagian ini harus saling membantu termasuk user experience-nya. Itulah kenapa testing harus dilakukan.
Daftar isi
Sekilas Tentang Usability Testing Website
Usability testing website adalah sebuah metode pengujian yang dilakukan oleh developer. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antara aplikasi atau website dengan penggunaan yang memanfaatkan.
Karena yang akan diuji adalah interaksi atau respons-nya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh developer. Salah satunya adalah memperhatikan desain dan user experience atau UX
Mau bagaimana pun, pengguna tidak akan peduli bagaimana nantinya Anda akan membuat website atau aplikasi. Mereka hanya ingin apa yang dialami sesuai dengan ekspektasi dan memenuhi kebutuhan.
Itulah kenapa tes ini sangat penting dan biasanya akan dilakukan sebelum rilis. Apabila sudah sesuai dengan berbagai masukan saat pengujian, website atau aplikasi siap untuk dirilis.
Selanjutnya secara berkala akan ada pengujian yang terjadi. Hal ini terus dilakukan karena akan ada masukan seiring dengan berjalannya waktu agar website berjalan baik dan maksimal.
Langkah Usability Testing Website
Untuk melakukan usability testing, kamu bisa mengikuti beberapa langkah dibawah ini.
1. Menentukan Bagian yang Diuji
Hal pertama yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian atau testing adalah menentukan bagian yang akan diuji. Bagian ini harus sepsidik agar proses pengujian bisa berjalan dengan baik.
Apabila ada banyak bagian harus diuji, lebih baik dipecah per bagiannya. Dengan melakukan itu Anda bisa menguji dengan lebih rinci. Selain itu orang yang menguji juga tidak akan mengalami kebingungan.
Penentuan bagian ini bisa terdiri dari bagian landing page hingga bagian lain seperti fitur live chat. Bagian yang diuji ini kemungkinan belum dianggap sesuai sehingga harus diketahui respons dari pengguna.
Contoh:
Akan ada program baru berupa mini game yang akan membuat pengguna mendapatkan hadiah. Fitur ini akan diaplikasikan untuk memberikan kejutan dan reward loyalitas. Untuk pengaplikasian ini seseorang tidak bisa secara sembarangan langsung merilis ke publik.
Mereka harus melakukan uji coba dan memilih bagian yang tepat. Salah satunya adalah menguji respons dari game, ketepatan dalam skorsing, hingga lainnya. Intinya bagian itu harus diuji satu per satu.
2. Menyiapkan Sampel Proyek
Setelah mengetahui bagian mana saja yang akan dilakukan pengujian. Tahap selanjutnya adalah membuat sampel proyek atau prototipe yang sesuai agar hasilnya bisa sesuai dengan kebutuhan.
Penyiapan prototipe ini dilakukan mendekati dengan proyek aktual. Nantinya setelah dilakukan pengujian akan diketahui kelebihan dan kekurangannya sehingga bisa terus direvisi hingga berkali-kali.
Meski hanya dalam bentuk prototipe saja, UX harus benar-benar diperhatikan mulai dari desain hingga copy dan micro copy yang ada di sana. Jadi, pengguna akan benar-benar merasakan pengalaman memakai website.
Beberapa orang sampai membuat beberapa prototipe yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengetahui kira-kira mana bagian website yang paling sesuai ketika dilakukan pengujian.
3. Membuat Parameter
Langkah usability testing website selanjutnya adalah membuat parameter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah website benar-benar sudah sesuai atau justru banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Parameter ini tidak memiliki pakem khusus. Biasanya setiap pengujian akan memiliki pakem yang berbeda-beda. Ada yang banyak dan ada juga yang sedikit. Jadi, benar-benar harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Beberapa parameter yang mungkin bisa digunakan adalah: efektivitas, efisiensi, dan kepuasan. Efektivitas berhubungan dengan kemudahan yang dialami pengguna untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Semakin mudah akan membuat pengguna lebih nyaman.
Efisiensi adalah waktu yang dipakai pengguna untuk mencapai tujuan atau memanfaatkannya. Terakhir, kepuasan atau tingkat kesenangan yang diterima pengguna.
4. Mempersiapkan Skenario Pengujian
Pembuatan skenario pengujian juga harus dilakukan terlebih dahulu. Pembuatan ini bisa dilakukan dengan memilih tim penguji internal atau bisa juga menggunakan penguji eksternal yang berasal dari luar.
Biasanya pengujian yang sifatnya rahasia akan dilakukan oleh tim internal yang tidak terkait proyek secara langsung. Jadi, ketika dilakukan pengujian kemungkinan besar tidak akan bisa agar hasilnya sesuai dengan keinginan.
Itulah kenapa skenario pengujian ini harus benar-benar dibuat secara maksimal. Dengan begitu, tidak akan ada masalah sama sekali dengan hasil uji dan semua bisa dicek hingga memperoleh hasil akhir.
5. Menentukan Calon Pengguna
Menentukan calon pengguna ternyata tidak semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah objektivitas yang akan mereka berikan dari penilaian.
Itulah kenapa tim yang melakukan pengujian harus tahu apa saja yang harus dilakukan. Selain itu mereka juga tidak bisa dipengaruhi atau bias agar hasilnya sesuai dan tidak mengecewakan user asli saat dirilis nantinya.
Apabila memungkinkan bisa dilakukan cross testing. Misal dengan menguji internal dan eksternal dan membandingkan hasilnya. Biasanya akan didapatkan banyak sekali data yang sesuai dengan kebutuhan.
6. Mulai Menguji
Apabila seluruh prosedur berhasil dibuat mulai dari prototipe hingga membuat instrumennya. Proses pengujian bisa langsung dilakukan. Pengujian ini dilakukan dalam beberapa tahap atau dalam sekali waktu.
Ketika dilakukan pengujian, orang yang menguji akan dibekali dengan kertas berisi instrumen pengujian. Mereka diminta untuk mengoperasikan prototipe secara langsung atau diarahkan satu per satu agar lebih mudah.
Saat menguji semua orang harus mengisi form yang sudah diberikan. Selanjutnya, mereka juga harus melakukan penulisan pada saran yang mungkin harus dilakukan secara manual. Apabila setiap orang akan merasakan UX yang berbeda-beda.
Apabila memungkinkan, mungkin bisa dibuat semacam diskusi. Jadi, penguji bisa langsung mengungkapkan apa saja yang mereka rasakan. Jadi, tim bisa mencatat dan memahami permasalahan yang mungkin terjadi.
7. Menganalisis Hasil
Dari semua hasil pengujian yang sudah dilakukan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah analisis hasil. Analisis ini akan menentukan apakah website ini benar-benar layak pakai atau tidak sama sekali.
Apabila website memiliki kesalahan kecil saat pengujian, bisa dilakukan proses revisi atau pembenahan. Umumnya proses membuat dari prototipe yang sudah ada tidak akan berjalan terlalu lama.
Sebaliknya jika dari hasil pengujian tidak berjalan baik dan banyak kekurangan. Prototipe harus diubah secara besar-besaran atau bisa dibuat yang baru lagi agar bisa mengakomodasi kebutuhan dari pengguna.
Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas jika pengujian website cukup kompleks. Banyak tes harus dilakukan untuk menentukan apakah website ini benar-benar layak dipakai atau justru tidak sama sekali.
Langkah usability testing website yang sudah dituliskan di atas bisa digunakan untuk berbagai jenis website. Tidak hanya website yang berhubungan dengan penjualan saja, website branding juga harus dibuat dengan baik.
Tingkatkan kredibilitas bisnis kamu dengan memiliki Website!
Miliki website profesional yang powerful dengan desain eksklusif dan pastinya SEO friendly untuk bisnis kamu. Konsultasi bersama specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Mengenal Aged Domain? Apakah Termasuk Ranking Factor?
Optimalkan website dengan cepat menggunakan aged domain. Pelajari kelebihan, kekurangan hingga ciri-ciri aged domain yang bagus di sini!
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!