S Archives | Whello Indonesia

Gampangnya, 

Kalau ada yang mengetik “beli sepatu running”, intent-nya jelas ingin melakukan transaksi. Beda lagi kalau ketiknya “cara mengikat tali sepatu running”, intent-nya ingin tahu cara atau informasi. 

Memahami ini penting banget, karena mesin pencari modern seperti Google itu sudah pintar. Mereka bukan cuma mencocokkan kata kunci, tapi juga berusaha memahami maksud di baliknya, lalu menampilkan hasil yang paling relevan.

 

Jenis-jenis Search Intent

  • Informational Intent

    • Tujuan: Pengguna mencari informasi, jawaban atas pertanyaan, atau ingin belajar sesuatu. Mereka belum tentu ingin membeli.
    • Ciri-ciri query: Sering pakai kata tanya (apa, bagaimana, mengapa, kenapa), kata kunci seperti “cara”, “panduan”, “definisi”, “tips”, “contoh”.
    • Contoh: “Apa itu SEO?”, “Cara membuat kue bolu”, “Manfaat kopi”, “Panduan liburan Bali”.

 

  • Navigational Intent

    • Tujuan: Pengguna ingin langsung menuju situs web, halaman, atau lokasi fisik tertentu. Mereka sudah tahu tujuannya.
    • Ciri-ciri query: Menyebutkan nama brand, nama website, nama toko, atau login.
    • Contoh: “Login Facebook”, “Whello.id”, “Instagram”, “Alamat Toko Buku Jakarta”.

 

  • Transactional Intent

    • Tujuan: Pengguna siap melakukan tindakan, seperti membeli produk, mendaftar layanan, mengunduh aplikasi, atau berlangganan.
    • Ciri-ciri query: Menggunakan kata “beli”, “harga”, “diskon”, “promo”, “pesan”, “unduh”, “daftar”, “sewa”, “jual”.
    • Contoh: “Beli iPhone 15”, “Harga tiket konser”, “Promo sepatu Adidas”, “Download aplikasi editing foto gratis” 

 

  • Commercial Investigation Intent

    • Tujuan: Pengguna sedang melakukan riset mendalam dan membandingkan opsi sebelum membuat keputusan pembelian. Mereka belum siap beli sekarang, tapi niatnya sudah ke sana.
    • Ciri-ciri query: Menggunakan kata “review”, “perbandingan”, “terbaik”, “vs”, “rekomendasi”, “fitur”.
    • Contoh: “Review iPhone 15 vs Samsung S24”, “Laptop gaming terbaik 2024”, “Perbandingan kamera DSLR dan Mirrorless”, “Rekomendasi hotel di Bali” 

Alasan Search Intent Penting untuk SEO

  • Meningkatkan Relevansi Konten
  • Menarik Audiens yang Tepat
  • Meningkatkan Ranking di SERP
  • Meningkatkan Konversi
  • Merancang Strategi Konten yang Lebih Efisien

Kesimpulan

Search Intent adalah tujuan utama di balik setiap pencarian pengguna di Google. Dengan memahami jenis-jenis intent (informational, navigational, transactional, commercial investigation), kamu bisa membuat konten yang relevan dan tepat sasaran. Memaksimalkan search intent akan meningkatkan ranking SEO, menarik traffic berkualitas, dan pada akhirnya, mendorong konversi bisnismu.

Kalau masih bingung dan butuh bantuan untuk optimasi performa website, kamu bisa menggunakan jasa SEO, lho!

SERP bisa terdiri dari dua jenis konten utama:

  • Hasil organik: Ditampilkan secara alami karena relevansi dengan kata kunci.
  • Hasil berbayar (Ads): Muncul karena pengiklan membayar untuk tampil di bagian atas atau bawah halaman.

 

Hubungan SERP dengan SEO

SERP sangat berkaitan erat dengan SEO (Search Engine Optimization). Tujuan utama SEO adalah agar website kamu bisa muncul di posisi teratas hasil organik di SERP. Semakin tinggi peringkat website di SERP, semakin besar peluang orang mengklik dan mengunjungi situsmu.

Mengoptimalkan konten agar sesuai dengan algoritma mesin pencari (SEO on-page dan off-page) sangat penting untuk memenangkan posisi strategis di SERP.

Fitur-Fitur SERP

SERP zaman sekarang nggak cuma menampilkan daftar link biasa. Banyak fitur interaktif yang ditambahkan Google untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Berikut beberapa fitur umum dalam SERP:

  • Featured Snippet

    Potongan ringkas informasi dari sebuah situs yang muncul di posisi paling atas. Biasanya menjawab pertanyaan langsung.
    featured-snippet

  • AI Overview (Search Generative Experience / SGE)

    Fitur baru dari Google yang menggunakan teknologi AI untuk merangkum jawaban langsung dari berbagai sumber terpercaya di web.

ai-overview

  • People Also Ask (PAA)

    Kumpulan pertanyaan tambahan yang sering ditanyakan pengguna terkait dengan topik pencarian.

people-also-ask

  • Knowledge Panel

    Panel di sebelah kanan SERP (desktop) yang menampilkan informasi ringkas tentang tokoh, tempat, atau topik tertentu.

knowledge-panel

  • Sitelinks

    Tautan tambahan yang muncul di bawah hasil utama untuk mempermudah navigasi ke bagian tertentu dari situs.

contoh-sitelinks-serp

  • Top Stories

    Berita terkini dari media terpercaya terkait topik pencarian.

contoh-top-stories-serp

  • Image Pack

    Kumpulan gambar yang relevan dengan kata kunci, biasanya muncul di bagian atas atau tengah halaman.

contoh-serp-image-pack

  • Video Results

    Video yang muncul dalam hasil pencarian, sering kali dari YouTube.

contoh-serp-video-result

  • Local Pack (Map Pack)

    Peta dan tiga hasil bisnis lokal terdekat yang muncul ketika kamu mencari tempat atau jasa tertentu.

contoh-serp-locak-pack

  • Shopping Results (Product Listing Ads)

    Tampilan produk dari toko online yang relevan dengan pencarian, lengkap dengan harga dan ulasan.

contoh-serp-shopping-result

  • Related Searches

    Saran kata kunci lain yang masih berkaitan dengan pencarian awal pengguna.

contoh-serp-related-searches

Kesimpulan

SERP adalah elemen vital dalam strategi digital marketing. Memahami cara kerja SERP dan fitur-fiturnya membantu kamu dalam mengoptimalkan konten agar muncul di hasil teratas dan lebih menarik perhatian pengguna. Makin strategis posisi kamu di SERP, makin besar peluang konversi.

Ketika kamu membuka sebuah halaman dengan SSR, browser-mu langsung menerima file HTML yang sudah lengkap dengan semua isinya, siap untuk langsung ditampilkan.

Berbeda dengan Client-Side Rendering (CSR) yang membiarkan browser pengguna yang “merakit” konten dari file JavaScript, SSR ini memastikan konten sudah “jadi” duluan.

Biar lebih gampang, bayangkan kamu pesan makanan di restoran. Kalau CSR, kamu dikasih bahannya terus disuruh masak sendiri (di browser). Kalau SSR, makanannya sudah jadi dan tinggal kamu santap (langsung tampil di browser)

 

Dampak SSR terhadap SEO

Kalau diimplementasikan dengan tepat, SSR bisa memberikan dampak yang positif bagi SEO.

Ibaratnya, SSR ini bisa jadi “jalan tol” bagi Googlebot untuk masuk dan memahami website-mu tanpa hambatan.

Berikut adalah dampak langsung SSR pada SEO:

  • Peningkatan Indexing

    Karena crawler menerima HTML yang sudah fully rendered, mereka bisa membaca seluruh konten, link, dan elemen penting lainnya tanpa perlu mengeksekusi JavaScript.

  • Waktu Loading Lebih Cepat

    Kecepatan halaman adalah faktor ranking penting. Dengan SSR, website jadi lebih responsif, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna.

  • Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

    Server-side rendering (SSR) bisa meningkatkan pengalaman pengguna dengan membuat halaman lebih cepat interaktif.

  • Peningkatan Crawlability

    Crawler lebih efisien di website SSR karena tak perlu menunggu JavaScript dimuat, sehingga crawl budget lebih hemat dan halaman penting lebih mudah ditemukan.

  • Potensi Pengurangan Duplikasi

    Dalam beberapa arsitektur website yang kompleks, SSR dapat membantu memastikan URL memiliki konten yang unik dan konsisten, sehingga mengurangi risiko masalah duplikasi konten yang bisa merugikan SEO.

Contoh Website SSR

Cara mudah untuk mengetahui website tersebut menggunakan SSR atau CSR adalah dengan mematikan javascript di browser kamu.

contoh-website-ssr
Kalau kamu melihat tampilan seperti di gambar, halaman e-commerce ini full dengan kontennya meskipun javascript sudah dimatikan. itu adalah bukti nyata bahwa website tersebut menggunakan Server-Side Rendering (SSR)

Kesimpulan

Server-Side Rendering (SSR) adalah teknik di mana website diproses langsung di server, lalu dikirim dalam bentuk HTML lengkap ke browser pengguna. Ini berbeda dengan Client-Side Rendering (CSR) yang membiarkan browser merakit kontennya sendiri. 

Dampak SSR bagi SEO sangat positif karena konten yang sudah lengkap membuat Googlebot lebih mudah merayapi (crawl) dan meng-index halamanmu. Dengan SSR, kamu bisa mendapatkan peningkatan indexing, waktu loading yang lebih cepat, pengalaman pengguna yang lebih baik, peningkatan crawlability, dan potensi pengurangan duplikasi konten.

Komponen SLA

  • Deskripsi Layanan
  • Standar Kerja
  • Peran dan Tanggung Jawab
  • Prosedur Pelaporan dan Eskalasi
  • Sanksi dan Kompensasi
  • Ketentuan Pengakhiran

Manfaat SLA

  • Meningkatkan Transparansi dan Kepercayaan: Semua pihak tahu persis apa yang diharapkan dan apa yang akan didapatkan, sehingga ini dapat mencegah salah paham.
  • Menjamin Kualitas Layanan yang Konsisten: Dengan standar yang jelas, penyedia layanan punya target yang harus dicapai. 
  • Melindungi Kedua Belah Pihak: SLA berfungsi sebagai payung hukum. Jika terjadi perselisihan, ada acuan tertulis yang jelas mengenai hak dan kewajiban masing-masing, mengurangi risiko konflik berkepanjangan.
  • Meningkatkan Akuntabilitas: Setiap pihak punya tanggung jawab yang jelas. Kalau ada yang tidak beres, lebih mudah mengidentifikasi di mana letak masalahnya
  • Mempermudah Pengambilan Keputusan: Dengan metrik dan standar yang jelas, kamu bisa lebih mudah mengevaluasi kinerja layanan dan membuat keputusan yang tepat untuk perbaikan atau pengembangan di masa depan.
  • Meningkatkan Efisiensi Operasional: Proses kerja jadi lebih terstruktur. Tim tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengukur kinerjanya, sehingga menghemat waktu dan biaya.

Contoh SLA

1. SLA Layanan Call Center

  • Waktu Tanggap Panggilan: Panggilan masuk dijawab maksimal dalam 20 detik.
  • First Call Resolution: 85% masalah selesai dalam panggilan pertama.
  • Jam Operasional: 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
  • Kompensasi: Potongan biaya layanan jika tidak mencapai metrik utama selama periode tertentu.

Atau

2. SLA General Maintenance Services (Layanan Pemeliharaan Umum)

  • Waktu Tanggap Permintaan: Tim maintenance akan menanggapi permintaan perbaikan atau pemeliharaan dalam 2 jam.
  • Penyelesaian Perbaikan: Perbaikan kerusakan umum diselesaikan maksimal 1 hari kerja setelah identifikasi masalah.
  • Pemeliharaan Preventif: Jadwal kunjungan pemeliharaan rutin setiap 3 bulan sekali.
  • Kompensasi: Diskon biaya layanan sebesar 15% jika ada keterlambatan penanganan atau penyelesaian di luar SLA.

Kesimpulan

Service Level Agreement (SLA) adalah dasar penting dalam hubungan kerja antara penyedia layanan dan pelanggan. Dokumen ini memastikan adanya kesepahaman yang jelas mengenai standar layanan, peran, tanggung jawab, hingga mekanisme evaluasi dan kompensasi. 

Dengan SLA, kualitas layanan menjadi lebih terukur, transparansi meningkat, dan potensi konflik dapat diminimalkan. Untuk operasional yang lebih efisien dan profesional, keberadaan SLA tidak bisa diabaikan.

Tujuan Search Engine Advertising (SEA)

  • Meningkatkan Visibilitas Brand
  • Meningkatkan Traffic Website
  • Mendapatkan Leads dan Konversi
  • Meningkatkan Penjualan
  • Meningkatkan Pangsa Pasar

Jenis-jenis Search Engine Advertising (SEA)

  • Search Ads (Iklan Teks) adalah iklan yang bentuknya berupa teks yang muncul di bagian atas atau bawah hasil pencarian Google. Iklan ini menargetkan keyword tertentu yang diketik pengguna. Contohnya, saat kamu cari “jasa desain logo”, akan muncul iklan teks dari penyedia jasa.
  • Shopping Ads (Iklan Produk) menampilkan gambar produk, harga, nama toko, dan rating langsung di hasil pencarian.
  • Display Ads (Iklan Bergambar/Banner) atau Google Display Network (GDN) adalah iklan berupa gambar atau banner yang muncul di website-website lain yang bekerja sama dengan Google.
  • Local Search Ads adalah iklan yang muncul ketika pengguna mencari bisnis lokal, biasanya di Google Maps atau hasil pencarian lokal. Contohnya, saat kamu cari “restoran terdekat”, akan muncul iklan dengan lokasi dan info kontak yang jelas.
  • App Campaign Ads digunakan untuk mempromosikan aplikasi dan mendorong pengguna untuk download langsung dari hasil pencarian atau platform lainnya.
  • YouTube Ads (Iklan Video) adalah iklan yang muncul di platform YouTube, bisa berupa iklan video yang muncul sebelum, selama, atau setelah video, atau iklan yang muncul di homepage YouTube.

Kesimpulan

Search Engine Advertising (SEA) adalah strategi berbayar untuk menempatkan iklan website-mu di posisi teratas hasil pencarian Google atau mesin pencari lainnya. Tujuannya beragam, mulai dari meningkatkan visibilitas brand, menarik traffic ke website, mendapatkan leads dan konversi, hingga meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

Ada beberapa jenis SEA yang bisa kamu manfaatkan, seperti Search Ads, Shopping Ads, Display Ads, Local Search Ads, dan App Campaign Ads.

Elemen-Elemen dalam Analisis SWOT

1. Strengths (Kekuatan)

Ini adalah hal-hal positif dari dalam bisnismu yang jadi keunggulan dibanding kompetitor.

Untuk mengetahui kekuatan bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:

  • Apa yang sudah dilakukan perusahaan dengan sangat baik?
  • Fitur atau layanan mana yang membuatmu unggul dari pesaing?
  • Apa yang bikin perusahaanmu unik?
  • Apa yang paling disukai pelanggan dari brand kamu?

Contoh: Tim yang solid, layanan pelanggan yang responsif, teknologi yang lebih canggih dari kompetitor.

2. Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan adalah faktor internal yang menghambat pertumbuhan bisnis.

Untuk mengetahui kelemahan bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:

  • Apa saja hal yang bisa ditingkatkan?
  • Apa yang sering dikeluhkan pelanggan?
  • Sumber daya apa yang kurang optimal?
  • Apakah ada proses internal yang lambat atau membingungkan?

Contoh: Brand awareness masih rendah, kurangnya SDM yang kompeten, atau sistem internal belum digital.

3. Opportunities (Peluang)

Peluang adalah faktor eksternal yang bisa kamu manfaatkan untuk tumbuh.

Untuk mengetahui peluang bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:

  • Tren apa yang sedang berkembang dan bisa kamu manfaatkan?
  • Apakah ada perubahan teknologi yang bisa mendukung bisnis?
  • Pasar baru apa yang bisa kamu jangkau?
  • Apakah kompetitor kamu sedang lengah di suatu area?

Contoh: Perilaku konsumen yang bergeser ke digital, kolaborasi dengan influencer, atau regulasi baru yang menguntungkan.

4. Threats (Ancaman)

Ancaman adalah faktor eksternal yang bisa membahayakan pertumbuhan bisnis.

Untuk mengetahui ancaman bisnismu, kamu bisa mulai menjawab pertanyaan ini:

  • Siapa kompetitor baru yang muncul?
  • Apakah ada tren yang bisa membuat produkmu ketinggalan zaman?
  • Apakah kondisi ekonomi sedang tidak stabil?
  • Apakah ada perubahan regulasi yang berpotensi merugikan?

Contoh: Kompetitor meluncurkan produk serupa dengan harga lebih murah, atau fluktuasi harga bahan baku.

Contoh Analisis SWOT Sederhana

Bayangin kamu punya bisnis kedai kopi lokal. Begini kira-kira hasil analisis SWOT-nya:

Elemen

Analisis

Strengths Lokasi strategis di pusat kota, barista berpengalaman, suasana kedai nyaman.
Weaknesses Belum punya layanan pesan antar, jam operasional masih terbatas.
Opportunities Tren minum kopi di kalangan anak muda meningkat, bisa kerja sama dengan aplikasi delivery.
Threats Banyaknya kedai kopi baru bermunculan, harga bahan baku terus meningkat.

Kesimpulan

Analisis SWOT membantu kamu melihat bisnis dari empat sisi: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan memetakan keempat elemen ini, kamu bisa bikin strategi yang lebih terarah dan tepat sasaran. Singkatnya, SWOT bikin kamu nggak asal jalan, tapi jalan dengan strategi.

Segmenting

Ini adalah langkah awal di mana kamu membagi pasar yang luas dan heterogen menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih spesifik. Kamu bisa pakai kriteria ini untuk membaginya:

  • Demografis: berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, atau status pernikahan. 
  • Geografis: berdasarkan lokasi, wilayah, kota, atau bahkan iklim. 
  • Psikografis: berdasarkan gaya hidup, minat, nilai, kepribadian, hobi, atau bahkan opini.
  • Perilaku: berdasarkan kebiasaan membeli, frekuensi penggunaan produk, tingkat loyalitas merek, atau manfaat yang dicari konsumen. 

Targeting

Setelah punya banyak segmen, langkah selanjutnya adalah memilih satu atau lebih segmen mana yang paling menarik dan menguntungkan untuk kamu. 

Caranya? kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal ini:

  • Ukuran dan potensi pertumbuhan segmennya.
  • Daya tarik segmen.
  • Seberapa sesuai segmen itu dengan sumber daya dan tujuan bisnismu.
    Ada beberapa strategi penargetan, seperti:
    • Menarget seluruh pasar (mass market)
    • Menargetkan beberapa segmen sekaligus (differentiated targeting)
    • Hanya menargetkan satu segmen (concentrated targeting).

Positioning

Positioning adalah upaya untuk menempatkan produk atau brand-mu di posisi yang unik dan diingat di benak konsumen. Kamu harus menemukan unique selling proposition (USP) produkmu.

Ini dapat dilakukan dengan cara:

  • Berdasarkan atribut produk: Menekankan fitur atau keunggulan spesifik
  • Berdasarkan manfaat: Fokus pada apa yang didapat konsumen
  • Berdasarkan harga/kualitas: Posisi sebagai yang termurah, atau yang paling premium
  • Berdasarkan pesaing: Menunjukkan bagaimana kamu lebih baik dari kompetitor

Alasan STP Penting untuk Diterapkan

  • Membuat pemasaran lebih efektif.
  • Mengoptimalkan sumber daya.
  • Meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen
  • Menciptakan keunggulan kompetitif.
  • Membuat inovasi produk menjadi lebih baik

Contoh STP

1. Produk Perawatan Kulit Anti-Jerawat

  • Segmenting
    • Usia: Remaja dan dewasa muda.
    • Masalah kulit spesifik: Kulit berjerawat, sensitif terhadap bahan kimia keras.
    • Preferensi: Mencari solusi yang aman dan alami.
  • Targeting
    • Remaja dan dewasa muda yang bergulat dengan masalah jerawat dan mencari produk yang efektif, lembut di kulit, serta terbuat dari bahan-bahan yang terpercaya.
  • Positioning
    • Memposisikan diri sebagai “Solusi Jerawat Ramah Kulit”, efektif mengatasi jerawat tanpa membuat kulit kering atau iritasi.

2. Kedai Kopi

  • Segmenting
    • Gaya hidup: Pecinta kopi modern, sering work from cafe, butuh tempat meeting non-formal.
    • Usia: Generasi muda hingga pekerja kantoran awal.
    • Penggunaan teknologi: Pengguna aktif aplikasi pemesanan.
  • Targeting
    • Profesional muda dan mahasiswa di perkotaan yang mencari tempat nyaman dengan fasilitas memadai.
  • Positioning
    • Memposisikan diri sebagai “Third Place” favorit: tempat yang nyaman dan inspiratif selain rumah dan kantor.

Kesimpulan

STP (Segmenting, Targeting, Positioning) adalah strategi marketing untuk menemukan dan fokus pada pasar yang tepat. Dengan Segmenting, kamu mengelompokkan konsumen; Targeting, kamu memilih segmen paling potensial; dan Positioning, kamu menempatkan produk secara unik di benak konsumen. 

Menerapkan STP akan membuat pemasaran jauh lebih efektif, mengoptimalkan sumber daya, dan membangun keunggulan kompetitif.

Ready to Grow?