
Kalau kamu berkecimpung di dunia website, SEO, atau web development, mungkin kamu pernah dengar istilah dynamic rendering. Istilah ini cukup populer, terutama di kalangan mereka yang mengelola website berbasis JavaScript yang berat.
Tapi, sebenarnya dynamic rendering itu apa sih? Apa fungsinya, bagaimana cara kerjanya, dan kapan kita sebaiknya menggunakannya? Yuk, kita bahas semuanya dalam artikel ini!
Daftar isi
Apa Itu Dynamic Rendering?
Dynamic rendering adalah teknik di mana server menyajikan versi berbeda dari sebuah halaman web, tergantung siapa yang memintanya. Artinya, user biasa dan bot mesin pencari (seperti Googlebot) bisa mendapatkan konten yang berbeda dari URL yang sama.
Secara sederhana, ini berarti:
- Kalau manusia yang mengakses halaman, maka yang diberikan adalah halaman JavaScript biasa.
- Kalau bot pencari yang mengakses, maka diberikan versi yang sudah dirender penuh dalam HTML statis agar bisa dibaca dan diindeks dengan baik.
Bagaimana Cara Kerja Dynamic Rendering?
Dynamic rendering bekerja dengan mendeteksi user-agent dari permintaan yang masuk ke server. Kalau permintaan datang dari bot mesin pencari seperti Googlebot, server akan memberikan versi HTML statis dari halaman tersebut.
Prosesnya bisa digambarkan seperti ini:
- Browser atau bot mengirim permintaan ke server (request).
- Server mengecek user-agent dari permintaan.
- Jika user-agent adalah bot mesin pencari, server:
- Kemudian dengan tool seperti Rendertron, Puppeteer, atau Prerender.io, akan dihasilkan versi HTML statis dari halaman tersebut.
- HTML statis itu lalu dikirim ke bot mesin pencari.
- Jika user-agent adalah pengguna biasa, maka server mengirimkan versi JavaScript seperti biasa.
Apa Kata Google Mengenai Dynamic Rendering?
Google secara resmi mendukung penggunaan dynamic rendering sebagai solusi sementara, terutama untuk website yang heavily berbasis JavaScript.
Ini semua karena Google Search punya batasan dalam memproses JavaScript. Jadi, ada kemungkinan beberapa halaman tidak bisa menampilkan semua konten yang seharusnya muncul karena JavaScript.
Mesin pencari lain bahkan ada yang mengabaikan JavaScript sama sekali, sehingga tidak bisa melihat konten yang dibuat oleh JavaScript.
Nah, di sinilah kenapa dynamic rendering digunakan sebagai solusi sementara. Dynamic rendering bekerja dengan cara:
- Mendeteksi bot mesin pencari yang kemungkinan tidak bisa memproses JavaScript.
- Kemudian menyajikan versi halaman yang sudah dirender penuh dari server (tanpa JavaScript) khusus untuk bot.
- Sementara itu, pengguna biasa tetap mendapatkan versi client-side rendering yang interaktif.
Meskipun begitu, Google menyatakan bahwa dynamic rendering bukan solusi jangka panjang yang direkomendasikan, karena cara ini menambah kerumitan dan membutuhkan sumber daya tambahan dalam pengelolaannya.
Kapan Harus Menggunakan Dynamic Rendering?
Dynamic rendering bisa sangat berguna dalam situasi-situasi berikut:
1. Website JavaScript yang Kompleks
Kalau kamu punya website yang sangat bergantung pada JavaScript dan kamu tidak bisa mengimplementasikan SSR (Server Side Rendering) dalam waktu dekat, dynamic rendering bisa jadi penyelamat.
Contohnya seperti Website SPA (Single Page Application) yang menggunakan React JS atau Angular dan belum mendukung prerendering atau SSR.
2. Ingin Cepat Terindeks Google
Kalau kamu baru meluncurkan website dan ingin halamanmu cepat muncul di hasil pencarian, dynamic rendering bisa mempercepat proses indeks.
3. Menargetkan Bot dari Platform Tertentu
Beberapa bot (selain Googlebot) mungkin tidak bisa merender JavaScript sama sekali. Dynamic rendering bisa membantu memastikan mereka tetap bisa mengakses kontenmu.
Kapan Sebaiknya Tidak Menggunakan Dynamic Rendering?
Meskipun berguna, dynamic rendering tidak selalu cocok untuk semua website. Hindari hal ini jika:
1. Website Sudah Bisa Dirender Oleh Google
Kalau website kamu sudah bisa diindeks dan dirender dengan baik oleh Google tanpa dynamic rendering, kamu tidak perlu menambah kerumitan lebih lanjut.
Contohnya jika kamu menggunakan website statis atau CMS seperti WordPress yang tidak terlalu bergantung pada JavaScript, maka tidak perlu untuk menerapkan dynamic rendering.
2. Kamu Sudah Menggunakan SSR
Tentunya, sebelum memutuskan apakah perlu menggunakan dynamic rendering atau tidak, kamu harus tahu dulu perbedaan antara CSR (Client-Side Rendering) dan SSR (Server-Side Rendering), karena pilihan ini sangat mempengaruhi bagaimana konten websitemu bisa terbaca oleh mesin pencari.
Kalau kamu sudah pakai server-side rendering seperti Next.js dengan rendering di server, dynamic rendering tidak perlu karena kontennya sudah bisa dibaca oleh mesin pencari.
3. Tidak Punya Tim yang Paham Konfigurasinya
Dynamic rendering butuh konfigurasi yang benar agar tidak dianggap cloaking (penyajian konten berbeda untuk bot dan user). Kalau salah setup, bisa-bisa malah kena penalti dari Google.
Kelebihan Dynamic Rendering
Dynamic rendering punya banyak keuntungan, terutama buat kamu yang punya website berbasis JavaScript. Berikut beberapa manfaat utamanya:
1. Membantu Mesin Pencari Membaca Konten
Dynamic rendering memungkinkan bot seperti Googlebot untuk membaca konten dari website JavaScript yang biasanya sulit diakses. Ini membuat halamanmu lebih mudah diindeks dan muncul di hasil pencarian.
2. Cocok untuk Website yang Sulit Dirender
Framework JavaScript seperti React, Angular, atau Vue kadang susah dimengerti oleh mesin pencari. Dengan ini, kamu bisa tetap menggunakan framework ini tanpa khawatir soal SEO.
3. Bisa Diterapkan Secara Bertahap
Kamu bisa mulai dari beberapa halaman penting dulu sebelum menerapkan ke seluruh website. Jadi, kamu tidak harus langsung merombak seluruh sistem.
4. Mengatasi Masalah Indexing Konten JavaScript
Salah satu fungsi utama dynamic rendering adalah mengatasi masalah ketika mesin pencari tidak bisa membaca konten JavaScript yang kompleks. Dengan menyajikan versi yang lebih sederhana untuk bot, kamu membantu mereka memahami isi halamanmu dengan lebih baik.
5. Meningkatkan Kinerja SEO
Karena konten bisa terbaca dan terindeks dengan baik, dynamic rendering bisa meningkatkan performa SEO secara keseluruhan. Halaman-halaman penting seperti halaman produk, artikel, atau landing page jadi lebih mudah muncul di Google.
6. Menjamin Pengalaman Pengguna Tetap Bagus
Rendering ini hanya ditujukan untuk bot. Jadi, untuk pengguna biasa, konten tetap ditampilkan dalam versi JavaScript yang interaktif dan cepat, sehingga pengalaman pengguna tetap maksimal.
7. Mempermudah Pengelolaan Situs
Dynamic rendering tidak mengharuskan kamu merombak total struktur situs. Kamu bisa memisahkan konten untuk pengguna dan bot tanpa perubahan besar, sehingga lebih mudah dikelola oleh tim teknis.
Kekurangan Dynamic Rendering
Meski terlihat keren, dynamic rendering juga punya sejumlah kekurangan, seperti:
1. Kompleksitas Konfigurasi
Kamu harus punya server tambahan (atau third-party service) untuk menghandle rendering. Konfigurasinya juga cukup teknis terutama untuk pemula.
2. Risiko Cloaking
Jika versi untuk bot dan pengguna terlalu berbeda, bisa dianggap “cloaking” oleh Google. Ini bisa berdampak buruk ke SEO.
3. Konsistensi Konten
Kadang ada perbedaan antara versi statis dan versi JavaScript yang ditampilkan ke pengguna. Hal ini bisa membingungkan jika tidak dikelola dengan baik.
Bagaimana Dynamic Rendering Mempengaruhi Website dan SEO
Dynamic rendering bekerja mirip seperti server-side rendering, yaitu membantu mesin pencari (seperti Google) untuk bisa mengakses dan membaca konten pada website yang banyak menggunakan JavaScript.
Artinya, lebih banyak halaman website kamu yang bisa dimasukkan ke indeks Google dan berpotensi mendapatkan trafik dari hasil pencarian organik.
Selain itu, dynamic rendering juga bisa membuat proses crawl dan indeks oleh Google jadi lebih cepat. Kenapa? Karena kamu menghilangkan beban Google untuk merender JavaScript, yang biasanya membutuhkan waktu dan sumber daya lebih lama.
Semakin banyak halaman yang berhasil diindeks secara penuh oleh Google, maka semakin besar peluang halaman-halaman itu muncul di hasil pencarian (SERP). Kesimpulannya, secara umum, rendering ini bisa berdampak positif untuk SEO.
Masih Bingung?
Kalau kamu masih bingung soal dynamic rendering, nggak usah panik. Daripada pusing sendiri, mending serahkan aja ke ahlinya! Kamu bisa pakai jasa SEO dari Whello yang udah berpengalaman bertahun-tahun menangani berbagai klien dari beragam industri.
Tidak cuma urusan SEO, kamu juga perlu hati-hati dalam memilih jasa pembuatan website. Pastikan yang kamu pilih profesional yang sudah ahli soal teknis seperti rendering ini, biar website kamu tidak bermasalah di kemudian hari. Untungnya, Whello juga bisa bantu dari sisi web development yang paham SEO-friendly banget!
Dan yang paling asik, kamu bisa konsultasi GRATIS dulu bareng tim Whello. Jadi, nggak perlu ragu buat tanya-tanya sepuasnya. Yuk, mulai optimalkan websitemu bareng Whello sekarang!
Apakah dynamic rendering sama dengan cloaking?
Tidak. Dynamic rendering bukan cloaking selama konten yang diberikan ke pengguna dan bot secara umum sama. Bedanya hanya pada format penyajian (HTML statis vs. JavaScript).
Apakah semua bot butuh dynamic rendering?
Tidak semua. Tapi beberapa bot, seperti bot media sosial atau bot dari mesin pencari kecil, masih kesulitan dengan JavaScript, jadi dynamic rendering bisa membantu.
Apakah dynamic rendering bisa digunakan di WordPress?
Biasanya tidak perlu, karena WordPress menyajikan HTML statis. Tapi kalau kamu menggunakan plugin atau tema yang berbasis JavaScript berat, kamu bisa pertimbangkan dynamic rendering.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami

Client-Side Rendering: Definisi, Kelebihan dan Tips Optimasi CSR
Dapatkan wawasan mendalam tentang Client-Side Rendering, termasuk kelebihan dan tips optimasi CSRnya di sini!

7 Aplikasi Invoice Online untuk Bisnis, Terpopuler 2025!
Temukan aplikasi invoice online terpopuler di 2025 yang bisa jadi solusi terbaik untuk bisnismu di artikel berikut!

Server Side Rendering: Definisi, Kelebihan, dan Cara Kerjanya
Pelajari tentang Server Side Rendering: definisi, kelebihan, dan cara kerjanya. Temukan bagaimana teknologi ini meningkatkan performa kamu.
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!