
Pernah merasa website kamu gak muncul-muncul di halaman pertama Google padahal kontennya sudah oke banget? Bisa jadi masalahnya bukan di konten, tapi di technical SEO-nya! Nah, di sinilah pentingnya technical SEO audit.
Di artikel ini, kita bakal bahas apa itu technical SEO audit, kenapa kamu harus melakukannya, framework audit yang direkomendasikan Whello, tools yang bisa digunakan, dan tentu saja panduan langkah demi langkah melakukannya. Yuk kita mulai!
Daftar isi
Apa Itu Technical SEO Audit?
Technical SEO audit adalah proses mengevaluasi dan menganalisis aspek teknis dari sebuah website yang berpengaruh terhadap performa SEO. Tujuannya? Supaya Google (dan search engine lain) bisa meng-crawl, mengindeks, dan memahami situsmu dengan lebih baik.
Technical SEO audit ngecek bagian-bagian penting seperti:
- Kecepatan loading
- Struktur URL
- Sitemap dan robots.txt
- Mobile-friendliness
- Error 404 atau broken links
- Masalah indexing, dan lainnya
Kenapa Harus Melakukan Technical SEO Audit?
Berikut penjelasan detail kenapa kamu harus banget melakukan technical SEO audit:
1. Meningkatkan Visibilitas di Google
Bayangin kamu punya toko kue yang enak banget, tapi tokonya nyempil di gang sempit, gak ada petunjuk arah, dan pintunya susah dibuka. Orang-orang jadi gak tahu kalau toko kamu ada, padahal jualannya mantap. Nah, website juga gitu.
Kalau kamu gak memastikan bahwa struktur situsmu rapi, cepat, dan mudah dijelajahi oleh Google, maka search engine akan kesulitan untuk “nemu” halaman-halaman kamu. Akibatnya, ya gak muncul di hasil pencarian.
2. Memperbaiki Masalah yang Tidak Terlihat
Kadang website kita kelihatannya baik-baik saja, tapi ternyata ada masalah tersembunyi di balik layar. Inilah pentingnya technical audit yang mana ibarat medical check-up buat website.
3. Meningkatkan Pengalaman Pengguna (User Experience)
SEO itu bukan cuma soal nyenengin Google, tapi juga menyenangkan pengunjung. Dan percaya deh, Google makin senang kalau kamu bisa bikin pengunjung nyaman.
Semakin lancar pengunjung menjelajah website kamu, semakin tinggi peluang mereka stay, klik, bahkan beli produk. Dan Google makin yakin bahwa website kamu layak dipajang di hasil pencarian.
4. Mengoptimalkan Performa Konten
Kamu sudah capek-capek bikin artikel yang lengkap, informatif, pakai infografis segala. Tapi hasilnya? Trafik masih segitu-gitu aja. Bisa jadi bukan kontennya yang salah, tapi faktor teknis yang menahannya.
Contoh masalah teknis yang bikin performa konten jeblok:
- Canonical tag salah arah → Google gak tahu mana versi utama halaman
- Struktur heading (H1, H2, dst.) berantakan → Google bingung baca isi halaman
- Halaman pakai JavaScript berlebihan → Butuh waktu lama buat loading
Technical SEO audit bantu kamu mendukung konten supaya maksimal performanya. Jadi konten yang sudah bagus gak kehalang cuma karena hal-hal teknis yang sebenarnya bisa diatasi.
Tools yang Bisa Digunakan untuk Technical SEO Audit
Ada banyak tools yang bisa membantu kamu melakukan technical audit. Berikut 4 tools populer dan cara pakainya:
1. Google Search Console (GSC)
Google Search Console ini gratis dan langsung dari Google. Cocok untuk:
- Melihat error indexing
- Cek sitemap
- Melihat halaman mana yang sering muncul di Google
- Cek Core Web Vitals
2. SEMrush
SEMrush adalah tool all-in-one yang punya fitur audit teknis lengkap. Beberapa yang bisa kamu lakukan yaitu:
- Site Audit
- Cek broken links, duplicate content, masalah redirect, dan lainnya.
3. Ahrefs
Selain untuk analisis backlink, Ahrefs juga punya fitur Site Audit dan juga beberapa hal yang bisa kamu lakukan yaitu:
- Visualisasi struktur website
- Deteksi masalah crawl, redirect, konten duplikat, dll.
- Fitur “Health Score” untuk tahu seberapa sehat situsmu secara teknikal.
4. Screaming Frog SEO Spider
Screaming Frog SEO Spider adalah tool desktop yang powerful banget yang bisa kamu gunakan untuk:
- Bisa crawl sampai puluhan ribu halaman
- Cek meta tag, heading, status code, canonicals, dan lainnya.
- Bisa integrasi dengan GSC dan GA
Panduan Melakukan Technical SEO Audit
Berikut penjelasan lengkap tentang Panduan Melakukan Technical SEO Audit, langkah demi langkah. Yuk kita bahas satu per satu!
1. Mulai dengan Crawl Website
Langkah pertama: crawling website kamu. Ini ibarat kamu lagi “menyusuri” seluruh sudut rumah, dari ruang tamu sampai gudang, buat nyari apa aja yang berantakan.
Tools yang sering digunakan untuk ini adalah Screaming Frog, Ahrefs Site Audit, atau SEMrush Site Audit. Tujuan utamanya adalah untuk mencari halaman error seperti 404 (halaman tidak ditemukan) atau 500 (internal server error), menemukan redirect yang salah arah, dan mengecek bagaimana struktur internal link bekerja.
Misalnya, saat crawl dilakukan, kamu menemukan ada 25 halaman dengan link rusak. Nah, link-link ini bisa mengganggu user experience dan harus segera diperbaiki atau diarahkan ulang (redirect) ke halaman yang aktif.
2. Periksa Robots.txt dan Sitemap
Setelah proses crawling, lanjutkan dengan memeriksa robots.txt dan sitemap.xml. Kedua file ini ibarat petunjuk jalan untuk Googlebot.
Robots.txt memberi tahu search engine bagian mana dari situsmu yang boleh atau tidak boleh diakses, sementara sitemap adalah daftar lengkap semua halaman penting yang seharusnya diindeks Google.
Kamu bisa menggunakan Google Search Console untuk memastikan kedua file ini bekerja dengan baik. Contohnya, kamu mungkin tidak sadar kalau ternyata file robots.txt kamu memblokir folder /blog/, padahal semua artikel penting kamu ada di situ. Akibatnya, artikel-artikel tersebut bisa malah gak muncul di Google loh!
3. Periksa Indexability
Langkah selanjutnya adalah memastikan halaman-halaman penting di website kamu bisa diindeks oleh Google. Proses ini disebut mengecek indexability. Gunakan Google Search Console (GSC) untuk melihat halaman mana yang sudah dan belum terindeks.
Kamu juga perlu memeriksa apakah ada tag noindex atau tag canonical yang salah digunakan. Ini bisa menyebabkan Google tidak menampilkan halaman produk tersebut di hasil pencarian karena dianggap bukan versi utama.
4. Cek Kecepatan dan Mobile-Friendliness
Website yang cepat dan mobile-friendly adalah dua faktor penting dalam SEO. Kamu bisa pakai Google PageSpeed Insights dan Mobile-Friendly Test untuk mengukur performa halaman kamu.
Kalau misalnya homepage kamu butuh 7 detik untuk loading karena gambar terlalu besar, itu bisa jadi penyebab bounce rate tinggi. Solusinya? Kompres gambar pakai TinyPNG, pastikan caching berjalan optimal, dan hindari terlalu banyak elemen berat seperti slider atau video autoplay.
Selain itu, pastikan tampilan mobile nyaman dibaca, karena banyak pengunjung datang lewat HP.
5. Cek Keamanan Situs
Selanjutnya, pastikan seluruh halaman di websitemu sudah menggunakan HTTPS, bukan HTTP. Google sangat memperhatikan keamanan situs, dan pengguna juga lebih percaya dengan situs yang aman.
Kamu juga harus memeriksa apakah ada mixed content, yaitu elemen seperti gambar atau script yang masih dimuat dari HTTP di halaman yang sudah HTTPS. Kalau misalnya semua halaman kamu sudah pakai HTTPS, tapi ternyata ada gambar di landing page yang masih pakai HTTP. Ini bisa memicu peringatan “Not Secure” di browser pengguna dan menurunkan kepercayaan pengunjung.
6. Analisis Struktur URL dan Internal Linking
Struktur URL yang jelas dan internal linking yang rapi bisa membantu mesin pencari dan pengunjung memahami isi website kamu. Coba cek apakah URL kamu SEO-friendly dan mudah dibaca manusia.
Selain itu, perhatikan internal linking: pastikan halaman penting seperti landing page atau artikel pilar dapat banyak link dari halaman lain. Tools seperti Screaming Frog dan Ahrefs bisa membantumu melihat struktur dan distribusi internal link secara menyeluruh.
7. Periksa Struktur Heading dan Meta Tags
Di setiap halaman, kamu harus memastikan hanya ada satu H1, dan itu harus unik untuk tiap halaman. H1 ini biasanya jadi penanda judul utama halaman. Selain itu, title tag dan meta description juga harus unik, menarik, dan tidak terlalu panjang.
Kalau semuanya sama, Google bingung halaman mana yang relevan untuk sebuah keyword. Tools seperti Screaming Frog bisa memindai seluruh halaman kamu dan mendeteksi apakah ada tag duplikat, kosong, atau terlalu panjang.
8. Bersihkan Konten Duplikat dan Thin Content
Konten yang duplikat atau terlalu tipis (minim informasi) bisa jadi masalah serius untuk SEO. Gunakan tools seperti Ahrefs atau SEMrush untuk mendeteksi halaman-halaman dengan konten mirip atau gak cukup memberikan nilai tambah bagi pengguna.
Misalnya, kamu punya tiga artikel berbeda tentang “cara menanam cabai”, tapi isinya 80% sama. Daripada bikin bingung Google dan pembaca, sebaiknya kamu gabungkan jadi satu artikel lengkap dan lebih dalam.
9. Audit Secara Berkala
Terakhir, jangan anggap technical SEO audit ini sebagai tugas sekali saja. Website kamu akan terus berubah, bisa karena update plugin, penambahan konten baru, perubahan struktur, atau migrasi server.
Semua itu bisa menimbulkan masalah teknis baru tanpa kamu sadari. Maka dari itu, lakukan audit rutin setiap 3–4 bulan sekali. Anggap saja ini seperti check-up rutin ke dokter: lebih baik mendeteksi lebih awal daripada memperbaiki setelah terlambat.
Masih Bingung tentang Technical SEO Audit?
Nah, itu dia panduan lengkap untuk melakukan Technical SEO Audit! Kedengarannya memang banyak banget yang harus dicek dan diperhatikan, ya? Tapi percayalah, semua itu penting banget biar website kamu gak cuma “hidup”, tapi juga optimal dan dipercaya Google.
Kalau kamu sudah coba audit sendiri tapi masih bingung harus mulai dari mana, atau malah pusing sama istilah teknis yang ribet, tenang aja. Kamu bisa banget serahin urusan ini ke jasa SEO Whello!
Tim Whello sudah berpengalaman bertahun-tahun menangani berbagai jenis klien dari beragam industri. Jadi, mereka sudah tahu betul seluk-beluk dan “jurus rahasia” untuk mengangkat performa teknikal SEO website kamu.
Yang paling seru, kamu bisa konsultasi GRATIS dulu bareng tim Whello loh!
Berapa lama melakukan technical SEO audit?
Tergantung ukuran situs. Website kecil (10-50 halaman) bisa selesai dalam 1-2 hari. Website besar bisa butuh 1 minggu atau lebih.
Apakah technical audit cukup dilakukan sekali?
Tidak. Audit harus dilakukan berkala, terutama setelah redesign, migrasi, atau update besar.
Apakah saya perlu tool berbayar seperti SEMrush atau Ahrefs?
Kalau kamu punya budget dan ingin insight mendalam, ya. Tapi kalau budget terbatas, Google Search Console + Screaming Frog versi gratis sudah cukup untuk audit dasar.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami

Cara Menambah dan Mendaftarkan Alamat di Google Maps
Pelajari cara menambah dan mendaftarkan alamat di Google Maps dengan mudah. Simak panduan lengkapnya di sini!

Pahami Audience Manager Google Ads dan Cara Menggunakannya
Ingin meningkatkan performa iklan? Pelajari cara menggunakan Audience Manager Google Ads dengan panduan praktis dan tips ini!

Panduan Auction Insight Google Ads Untuk Optimasi Iklan Google
Pelajari strategi terbaik untuk memanfaatkan Auction Insight Google Ads. Optimalkan iklan dan raih hasil maksimal dengan panduan kami!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!