Setiap pemilik website tentu menginginkan website mereka dikunjungi oleh banyak orang. Berbagai strategi optimalisasi SEO (Search Engine Optimization) dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan trafik website.
Dengan banyaknya pengunjung yang datang, kamu juga harus mempertahankan pengunjung tersebut untuk tetap berada di website dan membuka beberapa halaman website.
Jika mereka tidak melakukan aktivitas apapun dan masuk ke halaman website selama beberapa detik saja, maka akan menyebabkan tingginya persentase “bounce rate” website kamu.
Daftar isi
Apa itu Bounce Rate?
Bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website setelah membuka satu halaman saja (Source: Google Analytic).
Yoast SEO juga mengatakan, bounce rate adalah suatu keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan apa pun. Mereka tidak menekan tombol menu, CTA, atau internal link lainnya di halaman tersebut.
Nilai bounce rate yaitu 0-100 persen, semakin tinggi persentase bounce rate website kamu, itu artinya kualitas website kamu tidak bagus. Tetapi jika persentase bounce rate website semakin rendah, berarti kualitas website juga semakin bagus, banyak orang yang berkunjung dan betah berlama-lama berada di website kamu.
Cara Menghitung Nilai Bounce Rate
Berikut rumus menghitung nilai bounce rate:
Bounce Rate = (A / B ) x 100%
Keterangan:
A : jumlah pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman.
B : jumlah total kunjungan.
Dalam satu bulan blog kamu memiliki pengunjung sebanyak 1000 pengunjung. Sementara jumlah total pengunjung yang hanya membuka satu halaman ada sebanyak 500 pengunjung.
Maka bounce rate website kamu yaitu (1000/500) x 100% = 50%.
Hal yang Mempengaruhi Nilai Bounce Rate
Berikut 4 hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai bounce rate.
1. Kecepatan loading
Kecepatan loading adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap persentase bounce rate. Salah satu alasannya karena setiap pengunjung website menginginkan waktu loading yang cepat untuk membuka sebuah website
Bila kecepatan loading website kamu lama, tentu akan membuat mereka meninggalkan website kamu. Maka dari itu, untuk menurunkan persentase bounce rate (mempertahankan pengunjung) saat membuka website kamu, perhatikanlah kecepatan loadingnya.
2. Desain
Desain juga mempengaruhi persentase bounce rate yang berkaitan dengan tampilan sebuah website. Buatlah tampilan website yang menarik dan membuat pengunjung nyaman ketika mengakses website kamu.
Jangan membuat mereka merasa kebingungan, terlebih dengan banyaknya widget dan sulitnya mengakses hal-hal penting dalam website.
3. Kualitas Konten
Konten menjadi daya tarik paling utama dalam sebuah website, melalui konten akan menjadikan pengunjung mengerti tentang isi website atau bisnis kamu. Baik itu konten teks, foto, audio, hingga video.
Oleh karena itulah, penting bagi kamu untuk membuat konten berkualitas dan menarik perhatian pengunjung. Hindari membuat konten yang bersifat plagiarisme, dan tunjukkan bahwa konten yang kamu buat memberikan manfaat bagi banyak orang.
Baca juga: Tips Copywriting dalam Menulis Konten
4. Linking
Linking adalah link yang menghubungkan sebuah halaman website dengan halaman website lain.
Ada dua jenis linking yang bisa digunakan, yakni internal link dan eksternal link. Internal link adalah link yang mengarah dari suatu halaman website ke halaman website yang lain dalam satu website yang sama.
Sedangkan eksternal link adalah link yang mengarah dari sebuah halaman website ke halaman website pada website berbeda lainnya.
Nah untuk mengurangi persentase bounce rate website kamu, alangkah lebih baik jika kamu memperbanyak penggunaan internal link, karena akan mengarahkan pengunjung pada halaman website kamu yang lain.
Sementara mengenai eksternal link,sebaiknya kamu meminimalisir penggunaannya, karena jika mengarahkan pengunjung ke website atau blog yang lainnya, tentu akan menjadikan mereka mengunjungi website lain.
Fungsi Bounce Rate
Tinggi atau rendahnya persentase bounce rate sebuah website, sangat berpengaruh terhadap kemajuan website. Berikut 3 fungsi bounce rate yang perlu kamu ketahui.
1. Meningkatkan Kepercayaan Website
Jika sebuah website muncul pada halaman atas hasil pencarian Google, maka bisa dikatakan website tersebut memiliki kualitas yang baik. Dan persentase bounce, menjadi salah satu faktor penentu posisi website pada hasil pencarian.
Semakin rendah nilai bounce rate website kamu, maka semakin mudah untuk muncul pada halaman atas hasil pencarian Google. Tentu hal ini akan membuat banyak orang suka mengakses dan percaya dengan website (bisnis) kamu.
2. Sebagai Indikator untuk Melakukan Evaluasi
Persentase bounce rate juga bisa dijadikan sebagai indikator evaluasi website untuk meningkatkan kualitas website tersebut. Kita bisa mengetahui apa saja faktor utama yang menyebabkan pengunjung meninggalkan website, biasanya salah satu penyebabnya karena waktu loading yang lama. Sehingga kamu melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan loading website.
Misalnya dengan adanya konten atau desain yang menjadi salah satu penyebab lambatnya loading website. Maka, kamu perlu melakukan evaluasi berdasarkan temuan dari bounce rate tersebut untuk kembali membuat konten atau desain website yang lebih menarik dan disukai oleh banyak orang.
3. Meningkatkan Kualitas Website
Terdapat dua cara yang bisa diterapkan agar pengunjung betah berlama-lama berada di website. Pertama, dengan membuat konten baik itu artikel, foto maupun video untuk meningkatkan brand awareness.
Kemudian dengan menggunakan internal link, dimana kamu akan menghubungkan sebuah konten dengan konten lain yang saling berhubungan. Sehingga pengunjung akan mengklik beberapa halaman website secara bersamaan.
8 Cara Mengurangi Bounce Rate
Nah, pada bagian ini kita akan mempelajari cara mengurangi persentase bounce rate untuk website kamu.
1. Tingkatkan kualitas konten
Ketika pengunjung website membuka halaman website kamu, belum tentu mereka akan membaca konten website sampai habis. Terlebih jika konten tidak dibuat secara baik, pengunjung akan kesulitan untuk membacanya dan memilih untuk menutup halaman website tersebut.
Sehingga sangat penting untuk terus meningkatkan kualitas konten. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan.
A. Buat Artikel Menjadi Paragraf-paragraf Pendek
Membuat paragraf-paragraf pendek dalam sebuah artikel, akan membantu pengguna untuk membaca dengan cepat. Karena ketika melihat paragraf yang panjang, biasanya mereka akan kesulitan mengetahui inti dari paragraf tersebut dan membuat mereka bosan membaca artikel kamu.
B. Manfaatkan Subheading
Subheading membantu pembaca untuk menemukan poin-poin penting dalam sebuah artikel.
Misalnya, di artikel ini ada 4 poin penting yang ingin saya sampaikan, yaitu Apa Itu Bounce Rate, Cara Menghitung Nilai Bounce Rate, Fungsi Bounce Rate, serta Cara Mengurangi Nilai Bounce Rate. Maka jadikan 4 poin tersebut sebagai Heading 2 untuk membuat konten semakin terstruktur.
C. Tambahkan Visual yang Menarik
Pembaca akan mudah bosan jika hanya melihat teks dari awal sampai akhir artikel. Sehingga kamu bisa menambahkan foto, gambar ilustrasi, infografik, atau bahkan video di artikel tersebut. Selain membuat artikel lebih menarik, media visual juga membuat pembaca lebih mudah memahami konten yang kamu buat.
Baca juga: 5 Tips Menulis Konten Berkualitas Untuk Optimalisasi SEO
2. Gunakan Topik Konten yang Relevan
Jika website kamu mendapatkan trafik dari kata kunci yang sama sekali tidak berkaitan dengan produk atau layanan yang dijual, kemungkinan angka bounce rate akan tinggi.
Ketika melakukan riset keyword, selain volume pencarian tinggi, kamu juga perlu mempertimbangkan relevansinya dengan produk yang kamu tawarkan.
Misalnya, kamu menjual laptop, tetapi kamu menulis konten (artikel) yang berkaitan dengan pakaian.
Blog kamu mungkin bisa mendapatkan trafik tinggi dari topik tersebut, tetapi diikuti juga dengan bounce rate yang tinggi karena topik tersebut tidak relevan dengan produk kamu.
3. Buat Konten Secara Search Intent
Search intent adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan tujuan dari pencarian online.
Misalnya ketika pengguna melakukan pencarian mengenai “cara mengurangi persentase bounce rate website”. Sekilas memang terlihat menjawab kebutuhan pengguna, namun setelah dibaca secara keseluruhan belum sesuai dengan apa yang mereka cari, hal ini tentu akan membuat mereka langsung menutup halaman website tersebut kan?
Maka dari itu, sangat penting untuk kamu membuat konten secara search intent. Ada 4 jenis search intent yang perlu ketahui sebelumnya.
A. Informational keyword
Informational keyword adalah jenis keyword yang mengantarkan pembaca kepada konten yang memberikan penjelasan lengkap (detail) mengenai suatu topik.
Misalnya, ketika mengetik “cara membuat website”, pembaca ingin membaca konten yang berisi panduan cara membuat website dari awal hingga website tersebut bisa ditemukan pada mesin pencarian.
B. Navigational Keyword
Navigational keyword adalah kata kunci yang biasanya mengarah pada merek atau brand tertentu.
Misalnya, kata kunci seperti “Apple”, “Asus”, “Acer”, atau “HP”. Ketika pengguna mengetik kata kunci ini, pengguna ingin langsung diarahkan ke website resmi brand tersebut.
C. Commercial investigation Keyword
Commercial investigation keyword adalah kata kunci yang digunakan para pengguna untuk mendapatkan informasi mengenai perbandingan produk dari beberapa merek.
Contohnya ”laptop murah”, “handphone murah”, atau “monitor murah”. Ketika menggunakan kata kunci ini, pengguna ingin melakukan perbandingan harga dari masing-masing merek.
D. Transactional Keyword
Transactional keyword adalah kata kunci yang digunakan pengguna ketika mereka ingin melakukan pembelian atau transaksi.
Misalnya “beli handphone”, “beli laptop, atau “beli monitor”. Disini mereka membutuhkan informasi yang lengkap mengenai merek, harga, serta spesifikasi produk yang mereka inginkan.
4. Tingkatkan Kecepatan Website
Google mengatakan, 53% pengguna internet meninggalkan website yang loadingnya lebih dari 3 detik. Nail Patel juga mengatakan, 79% orang akan merasa kecewa dengan website loading lama dan menyatakan tidak akan kembali lagi ke website tersebut.
Memang benar, salah satu hal yang paling dibenci oleh para pengunjung website adalah loading yang lambat. Sebagus apapun konten yang kamu buat, akan membuat mereka meninggalkan website kamu.
Maka dari itu, kamu juga harus tetap melakukan berbagai optimalisasi untuk meningkatkan kecepatan website.
Baca juga: 3 Tools Untuk Mengecek Kecepatan Website
5. Buat Website yang Mobile Friendly
Pada Januari 2021, data portal menunjukkan 55,4% masyarakat di Indonesia melakukan pembelian online menggunakan perangkat mobile. Dan 70% trafik internet berasal dari smartphone dan perangkat mobile lainnya (Source: Ciodive).
Lalu, bagaimana jika website kamu tidak mobile friendly? Tentu akan membuat para pengunjung meninggalkan website kamu dan beralih ke website lain, hal ini membuat persentase bounce rate semakin meningkat.
Pada artikel sebelumnya, kita sudah mempelajari 9 cara yang bisa dilakukan untuk membuat website yang mobile friendly. Tinggal buka kembali website tersebut ya.
6. Atur Link Menjadi Open in New Tab dan No Follow
Saat menggunakan eksternal link, buat link tersebut menjadi “open new tab”. Karena ketika kamu memasukkan link website lain pada website kamu, link tersebut akan mengarahkan pengunjung pada website tersebut.
Sehingga jika kamu membuat open new tab, akan membuat mereka tetap berada pada website kamu.
Selain itu, kamu juga perlu melakukan no follow link untuk menjaga kualitas SEO website kamu pada mesin pencari. Ketika kamu melakukan eksternal link, maka Google tidak akan mengindeks link tautan yang kamu gunakan.
Bagi kamu yang memiliki website berbasis WordPress, kamu bisa menginstall plugin Title and Nofollow For Links untuk membuat no follow link dan open new tab.
7. Tunjukkan Kredibilitas Website
Ketika mencari informasi pada mesin pencari, tentu pengguna menginginkan informasi yang akurat (dapat dipercaya). Sehingga menunjukkan kredibilitas website sangat penting.
Untuk membuat website yang dapat dipercaya, lakukan beberapa hal berikut.
- Pastikan website kamu menggunakan desain yang profesional dan powerfull.
- Memasukkan sumber atau source tertentu pada konten, terutama pada hasil penelitian atau study case tertentu.
- Tampilkan profil penulis blog yang berguna untuk meyakinkan pembaca kalau artikel-artikel di blog kamu merupakan hasil tulisan dari para ahli.
8. Hindari Penggunaan Pop Up yang Berlebihan
Pop Up menjadi salah satu pertimbangan para pemilik website. Di satu sisi, popup bisa membantu kamu memperoleh leads melalui subscriber blog atau newsletter. Di sisi lain, popup tetap tidak disukai oleh kebanyakan pengguna.
Kamu tetap bisa menggunakan popup, tetapi jangan terlalu berlebihan. Berlebihan disini maksudnya, jangan menampilkan pop up setiap saat kepada pengunjung website yang akan membuat mereka terganggu ketika berada di website kamu.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai bounce, jika ada beberapa hal yang membuat kamu bingung, tinggalkan pesan di kolom komentar dibawah ya.
Terimakasih dan semoga bermanfaat.
Mulai optimasi SEO website bisnismu sekarang!
Dapatkan posisi page 1 Google dan tingkatkan traffic serta revenue pada website bisnis kamu dengan SEO. Konsultasi dengan specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Bongkar Mitos Google Ads Sebelum Beriklan
Temukan kebenaran di balik mitos Google Ads sebelum kamu mulai beriklan. Dapatkan wawasan berharga untuk memaksimalkan hasil iklan kamu!
Query Deserves Freshness: Algoritma Google yang Prioritaskan Konten Baru
Temukan bagaimana Query Deserves Freshness (QDF) memengaruhi peringkat pencarian kamu! Dapatkan wawasan mendalam di sini.
Website Desa: Kenali Manfaat, Fungsi, dan Cara Membuatnya!
Kenali berbagai manfaat dan fungsi website desa. Ikuti panduan untuk membuatnya dan tingkatkan keterlibatan serta informasi di desa kamu!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!