Email Marketing menjadi salah satu channel digital marketing yang efektif untuk mempromosikan sebuah bisnis. Data statistics HubSpot menunjukkan promosi email marketing membantu meningkatkan pendapatan sebesar 760%.
Dan di tahun 2021, 76% pemilik bisnis aktif menggunakan email marketing untuk mempromosikan bisnis mereka (Source: Sales Force).
Bukan hanya itu, data yang diprediksi oleh Statista menunjukkan pengguna email hingga tahun 2025 mencapai 4,5 miliar.
Maka dari itu, berdasarkan beberapa data diatas, email marketing juga efektif digunakan untuk mempromosikan bisnis kamu. Berikut kita akan membahas beberapa hal mengenai email marketing.
Daftar isi
Apa Itu Email Marketing?
Email marketing adalah suatu cara pemasaran digital yang bertujuan menawarkan produk kepada calon konsumen melalui email.
Email marketing bisa digunakan untuk melakukan pengenalan atau penjualan produk kepada calon konsumen, serta membangun hubungan dengan calon konsumen dan menjadikan mereka menjadi pelanggan setia kamu.
Biasanya email marketing berisi tombol CTA (Call To Action) yang mengarah pada website atau media sosial bisnis kamu. Kamu bisa melihat contohnya pada gambar dibawah ini.
Cara Penggunaan Email Marketing
Setelah mengetahui apa itu email marketing, kamu juga perlu mengetahui cara penggunaan email marketing, ada dua cara untuk melakukannya.
A. Penggunaan Email Secara Manual
Penggunaan email secara manual maksudnya semua aktivitas email marketing dilakukan secara manual (menggunakan aplikasi Gmail atau Yahoo!), mulai dari mengumpulkan list email hingga pengiriman email. Kamu harus menginput alamat email satu per satu.
Lalu bagaimana jika email yang akan kamu kirim jumlahnya ribuan? Terlebih jika email yang kamu kirim akan dianggap spam oleh penyedia email karena mengirim email ke banyak penerima dalam satu waktu yang sama.
Oleh karena itu, kamu membutuhkan tools email marketing yang membantu kamu melakukannya. Apa saja tools tersebut? Kamu bisa membaca pada poin berikutnya.
B. Menggunakan Tools Email Marketing
Menggunakan tools untuk melakukan email marketing mempermudah kamu mengirim email secara manual tanpa dianggap spamming.
Kamu tinggal memasukkan alamat email dalam sebuah list email, membuat isi (konten) email, lalu mengatur tanggal pengirimannya. Dan hanya dengan mengklik button kirim saja, email kamu akan terkirim secara otomatis kepada alamat email yang ada di list email.
Lalu apa saja tools yang bisa kamu lakukan? Kamu bisa membaca pada penjelasan selanjutnya.
Tools Email Marketing
Untuk membuat email marketing, ada beberapa tools email marketing yang dapat kamu gunakan:
1. Mailchimp
Mailchimp merupakan salah satu tools marketing yang paling banyak digunakan oleh email marketer. Karena kemudahan dan keefektifan penggunaannya.
Mailchimp menyediakan layanan secara gratis dan berbayar. Untuk layanan gratis, hanya bisa digunakan untuk pemilik bisnis yang memiliki subscriber kurang dari 2.000 akun dan 12.000 pengiriman email bulanan.
Versi gratis mailchimp meliputi:
- Template email.
- Report dan analisis calon klien.
- Manajemen dan segmentasi audiens.
- Laporan performa email marketing.
- HTML editor.
Jika layanan versi gratis belum memenuhi kebutuhan kamu, maka kamu bisa menggunakan mailchimp berbayar mulai dari US$ 10 atau sekitar Rp145.000 setiap bulannya.
Kelebihan Mailchimp
- Sudah terintegrasi dengan WordPress, Twitter, Facebook, Magento, Salesforce, Zendesk, BigCommerce, Drupal, Mandrill, dan Google Analytics.
- Memiliki sistem analitik yang baik.
- Laporan analitik yang mudah dibaca.
Kekurangan Mailchimp
- Sulit mengkustomisasi formulir pendaftaran klien.
2. BenchMark
BenchMark merupakan tools email marketing yang sederhana dan menarik dengan berbagai desain template email yang kreatif.
BenchMark juga memiliki layanan secara gratis dan berbayar. Untuk versi gratis dapat digunakan untuk bisnis yang memiliki subscriber 2.000 akun dan 14.000 pengiriman email per bulannya.
Layanan BenchMark gratis meliputi:
- Template yang sudah responsive.
- Desain email.
- RSS email campaign.
- Email delivery management.
- Google analytics tracking.
- Report dan analisis calon klien.
- Manajemen list dan segmentasi audiens.
- HTML editor.
Jika kamu ingin mendapatkan fitur yang lebih lengkap, BenchMark juga menyediakan layanan berbayar mulai US$ 13.99 atau sekitar Rp200.000 per bulan.
Kelebihan BenchMark
- Aplikasi yang user friendly.
- Tersedia banyak template yang menarik.
- Tersedia fitur untuk mengirim video.
- Kamu bisa melakukan testing atau percobaan pembuatan email dan pemeriksaan kotak masuk email untuk melihat tampilan email kamu ketika diterima pada berbagai perangkat dan browser.
Kekurangan BenchMark
- Untuk versi gratis, kontak yang bisa mendaftar harus mendaftar pada formulir subscriber kamu terlebih dahulu.
- Memiliki customer support yang terbatas pada saat akhir pekan (weekend), sehingga tidak semua keluhan klien tidak bisa diatasi.
3. VerticalResponse
VerticalResponse merupakan tools yang memungkinkan kamu menjangkau calon klien melalui email, media sosial, dan berbagai aplikasi CRM (Customer Relation Management).
Sama seperti dua tools sebelumnya, tools ini juga menyediakan layanan gratis dan berbayar. Untuk layanan gratis dapat digunakan untuk bisnis yang memiliki subscriber 1.000 akun dan 4.000 pengiriman email setiap bulannya.
Versi gratis layanan ini sudah meliputi:
- Email editor.
- Template kompatibel untuk perangkat mobile.
- Contact list management.
- Facebook dan Twitter Sharing.
- Aplikasi CRM sharing, seperti SalesForce, SugarCRM, Nimble, dan lain-lain.
- Report dan analisis calon klien.
- HTML editor.
Jika kamu ingin mendapatkan fitur yang lebih lengkap, VerticalResponse menyediakan layanan berbayar mulai dari harga US$ 11 atau sekitar Rp160.000 setiap bulannya.
Kelebihan VerticalResponse
- Terintegrasi dengan berbagai aplikasi CRM (Customer Relationship Management) seperti SalesForce, Sugar CRM, Zoho CRM, Nimble, dan lain-lain.
- Adanya penjadwalan postingan media sosial di Facebook dan Twitter.
Kekurangan VerticalResponse
- Data klien bisa terhapus jika klien tersebut berhenti menjadi subscriber kamu.
- Tidak tersedia fitur otorisasi seperti auto responder (email yang bisa dikirim secara otomatis pada waktu tertentu) untuk membangun hubungan dengan calon klien dan menjadikan mereka menjadi pelanggan setia kamu.
Belajar Email Marketing Dari Para Ahli
Ada banyak ahli email marketing yang bisa kamu jadikan sebagai mentor. Mereka ialah orang yang berprofesi sebagai email marketer yang profesional dan orang yang menggunakan email marketing untuk bisnisnya. Terbukti, mereka bisa meningkatkan pendapatan bisnis dari email marketing tersebut.
A. Ryan Deiss
Ryan Deiss adalah pendiri dan CEO DigitalMarketer, dikutip KirimEmail mengatakan Ryan dan timnya telah menginvestasikan lebih dari 15 juta dollar untuk tes pemasaran, menghasilkan puluhan juta pengunjung unik, mengirim lebih dari 1 Miliar email, dan menjalankan sekitar 3.000 split test.
Ryan juga merupakan pembicara dan konsultan yang sangat dicari yang telah mempengaruhi lebih dari 200.000 bisnis di 68 negara yang berbeda.
Untuk belajar dengan Ryan Deiss, kamu bisa mengunjungi alamat Facebook beliau.
B. Noah Kagan
Noah kagan adalah pengusaha internet berkembangsaan Amerika dan merupakan Founder dari Sumo Group (AppSumo, Sumo, SendFox, dan KingSumo)
untuk mendapatkan ilmu dari beliau, kamu bisa mengunjungi Noah Kagan’s Blog.
C. Ben Settel
Ben Settel adalah pakar copywriting email yang mengajarkan metode yang ia kembangkan ke beberapa perusahaan direct selling terkenal di dunia.
Belajar dengan Ben Settle, bisa buka situs mengunjungi website pribadinya.
Strategi Melakukan Email Marketing
Ada 8 strategi melakukan email marketing yang bisa kamu coba.
1. Pilih Tools Email Marketing yang Tepat
Mengirim email marketing jelas berbeda dengan mengirim email pribadi melalui Gmail atau Yahoo.
Di email marketing, kamu perlu membuat tampilan email yang menarik, menambahkan gambar, video, CTA, dan lainnya. Tujuannya agar strategi marketing kamu dapat tercapai dengan baik.
Maka dari itu, kamu membutuhkan tools yang bisa mempermudah kamu. Ada beberapa tools yang bisa kamu gunakan seperti yang telah kita bahas sebelumnya (Mailchimp, BenchMark, atau VerticalResponse).
Kamu tidak perlu menggunakan semua tools, tinggal pilih salah satu tools yang memenuhi kebutuhan marketing bisnis kamu.
2. Membangun Email List
Email list adalah daftar email dan data diri dari target konsumen bisnis kamu. Tujuan adanya email list yaitu untuk mempromosikan produk atau jasa ke target konsumen yang potensial.
Bagaimana cara mendapatkan email list? Kamu bisa lakukan 5 hal berikut.
A. Berikan Penawaran Berharga
Calon konsumen kamu tidak akan memberikan informasi pribadi mereka begitu saja, paling tidak ada penawaran menarik yang bisa mereka dapatkan.
Ada berbagai penawaran berharga yang bisa kamu berikan, misalnya ebook gratis, konten eksklusif, diskon khusus, dan lainnya.
B. Buat CTA Yang Menarik
CTA (Call to Action) adalah tombol untuk mendorong pengunjung website melakukan tindakan, seperti melakukan pembelian, subscribe email marketing, atau tujuan marketing lainnya.
Kalimat dan penempatan CTA yang kamu buat juga harus dipertimbangkan agar menarik perhatian dan tidak mengganggu pengalaman pengunjung website.
Baca juga: Tips dan Trik Membuat CTA yang Menarik
C. Gunakan Pop Up Secara Wajar
Hingga saat ini, pop up menjadi salah satu cara efektif untuk mendatangkan leads website. Dalam salah satu blog OptinMonster juga dikatakan, pop up berhasil menaikkan subscriber email marketing hingga 2100 persen.
Walaupun penggunaan popup terkadang dianggap mengganggu, tetapi jika ditampilkan secara tepat dan wajar, pop up membantu meningkatkan list building. Pastikan popup kamu juga mobile friendly, sehingga tidak mengganggu pengunjung mobile.
D. Berikan Form Subscribe yang Singkat
Membuat form subscribe email marketing tidak perlu rumit dan panjang. Pengunjung cenderung tidak terlalu suka pengisian form yang panjang.
Paling tidak informasi yang kamu butuhkan hanya berupa nama dan email aktif. Pastikan form subscribe dibuat sederhana saja.
Kamu bisa melihat contohnya pada gambar berikut:
E. Siapkan Landing Page Khusus
Penggunaan CTA dan Pop Up saja belum cukup, kamu juga perlu menyiapkan landing page khusus untuk menampung pengunjung setelah mengklik CTA atau Pop Up. Di landing page tersebut, pengunjung bisa melihat lebih detail mengenai produk atau jasa yang kamu tawarkan.
3. Buat Segmentasi Email List
Jika kamu sudah melakukan list building, jangan lupa untuk melakukan segmentasi email list tersebut. Segmentasi list ini adalah upaya memilih daftar calon konsumen sesuai kriteria tertentu.
Tujuannya untuk menjadi email campaign yang kamu lakukan mendapatkan konversi yang lebih tinggi dan membantu membuat email campaign yang lebih personal dan relevan dengan calon konsumen.
Berikut cara untuk membagi email list menjadi beberapa segmen yang tepat.
- Subscriber Baru
Berisi orang yang baru subscribe, kamu bisa mengirimkan email khusus seperti email selamat bergabung atau ucapan terima kasih telah berlangganan. - Blog Subscriber
Berisi orang yang mendaftar lewat subscribe blog, kamu bisa mengirimkan email update blog atau ebook terbaru. - Lokasi Tertentu
Jika kamu berencana mengadakan event tertentu, kamu bisa mengirimkan email untuk mengajak konsumen menghadiri acara di kota tertentu. - Open Rate
Berisi pelanggan yang memang lebih engage dengan kamu, sehingga kamu bisa memberikan email reward atau promo khusus. - Inactivity
Berisi orang yang kurang aktif (aware dengan bisnis kamu), sehingga kamu bisa mengirim email reminder untuk membeli produk tertentu. - Pengingat Shopping Cart
Berisi daftar konsumen yang telah memasukan produk pada keranjang, kamu bisa mengirimkan email pengingat untuk melakukan checkout di toko online kamu.
Selain 6 segmentasi diatas, kamu bisa membuat segmentasi lainnya sesuai dengan kebutuhan bisnis kamu.
4. Mengirimkan Email Blast
Email blast adalah kegiatan mengirimkan email ke banyak orang sekaligus. Email blast ini sering digunakan untuk menjangkau calon konsumen dengan cepat dan mudah.
Misalnya kamu ingin mengirimkan newsletter untuk kegiatan promosi produk. Kamu tinggal merancang newsletter yang menarik, lalu lakukan email blast ke target audiens.
Kegiatan ini bisa dilakukan secara otomatis melalui tools email marketing yang telah kamu pilih sebelumnya. Kamu juga bisa mengatur schedule untuk pengiriman email otomatis serta melakukan analisis performa email yang kamu kirimkan.
Kira-kira kapan waktu yang tepat untuk mengirim email blast? Sebenarnya dapat berbeda-beda tergantung behavior target audiens. Untuk mengetahuinya, cobalah melakukan eksperimen mengirim email di pagi, siang, sore, dan malam hari.
Kemudian lihat manakah yang memberikan hasil terbaik.Kamu juga bisa memanfaatkan Google Analytics untuk memudahkan pengecekan.
5. Tingkatkan Open Rate Email
Tidak semua target audiens akan membuka email yang kamu kirim, terlebih jika subjek email kurang menarik. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan peluang email dibuka dan mengklik klik promo yang ditawarkan.
A. Pahami Tujuan Terlebih Dulu
Saat merencanakan email marketing, kamu perlu memahami tujuan campaign kamu terlebih dulu. Dengan begitu, kamu dapat membangun strategi yang tepat untuk mencapai tujuan campaign.
Baik itu tujuannya untuk meningkatkan penjualan, menjalin hubungan yang lebih engaging (lebih dekat) dengan konsumen, meningkatkan trafik ke website, menambah jumlah akun baru, mengurangi unscriber, atau lainnya.
B. Pakai Domain yang Tepat
Saat melakukan email marketing, kamu juga perlu menggunakan domain email yang tepat. Jika kamu masih menggunakan domain email dari Gmail atau Yahoo, audiens tentu akan meragukan kredibilitas bisnis kamu.
Pastikan kamu memiliki domain dan alamat email yang tampak profesional.
C. Buat Email yang Personal
Untuk meningkatkan open rate email campaign yang kamu lakukan, kamu juga perlu membuat email secara personal untuk meningkatkan penjualan.
Untuk membuat email yang personal, kamu bisa menggunakan nama pelanggan pada subjek email, kamu bisa melihat contohnya pada gambar dibawah.
D. Tulis Subjek yang Menarik
Subjek email menjadi salah satu bagian penting saat melakukan email campaign. Pastikan subjek email tidak terlalu panjang dan tidak sesuai dengan isi email (click bait).
Hindari juga penggunaan huruf kapital dan tanda seru, karena email kamu hanya akan berakhir di email spam penerima.
Buatlah subjek email yang singkat, jelas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi dari email yang kamu kirim.
E. Berikan Gambar dan CTA yang Tepat
Email yang full berisi teks bisa membuat audiens menjadi bosan dan langsung menutup email yang kamu kirim. Tetapi jika ditambahkan gambar, kemungkinan akan lebih menarik minat atau perhatian mereka.
Jangan lupa juga menambahkan tombol CTA di bagian akhir. Buatlah CTA yang jelas dan sesuai diarahkan ke landing page kamu
6. Menghindari Email Marketing Masuk ke Spam
Email masuk ke spam merupakan salah satu penyebab hasil email campaign yang kamu lakukan tidak optimal atau bahkan gagal. Karena email campaign yang dibuat dengan menjadi sia-sia.
Statista mengatakan, hanya 85 persen email marketing yang sampai ke kotak masuk audiens, sisanya terfilter dan berakhir di kotak spam.
Ada beberapa alasan kenapa email bisa masuk spam, padahal mungkin email kamu tidak berisikan konten berbahaya. Bisa saja, penerima yang menandai email kamu sebagai spam, judul email yang tidak relevan, mengirimkan banyak lampiran, dan lainnya.
Berikut tips yang bisa kamu lakukan agar email tidak berakhir di spam.
- Subjek email tidak menggunakan huruf kapital.
- Subjek email relevan dengan isi email.
- Menyediakan link unsubscribe.
- Menghindari kata-kata yang dianggap spam, seperti murah, gratis, penawaran terbatas, dan lainnya.
- Tidak Mengirim lebih dari satu lampiran.
- Mengatur autentikasi email.
- Menggunakan email hosting terpercaya.
7. Mengoptimasi Email Marketing di Perangkat Mobile
Mengingat penggunaan perangkat mobile (handphone) semakin meningkat, email yang kamu kirim seharusnya juga bisa diakses pada perangkat mobile. Pastikan desain email yang kamu kirim sudah responsive.
Bukan hanya itu, pastikan judul email yang kamu kirimkan juga mobile friendly, karena semenarik apapun judul email, kalau judulnya terlalu panjang dan tidak mobile friendly, bisa saja judul email tidak ditampilkan sepenuhnya.
Tips lain, buatlah judul email paling banyak 10 kata saja. Jadi, terlihat lebih baik jika dibuka melalui perangkat mobile. Pastikan juga desain dan CTA pada email responsif serta bekerja dengan baik.
8. Lakukan Analisis Performa Email Marketing
Langkah terakhir yang tidak boleh terlewatkan ketika melakukan email marketing yaitu menganalisis performanya. Tujuannya untuk mengukur efektivitas campaign kamu, sehingga kamu bisa melakukan evaluasi jika dibutuhkan.
Lalu, apa saja yang harus ditracking dalam email marketing? Ada beberapa metrik yang perlu Anda perhatikan. Berikut uraiannya:
- Deliverability
Mengukur seberapa tingkat email marketing kamu telah sampai di kotak masuk target konsumen. - Open Rate
Mengukur persentase orang yang membuka email marketing di kotak masuk target. - Click-Through Rate
Mengukur persentase orang yang mengklik CTA di email marketing kamu. - Bounce Rate
Mengukur persentase waktu orang-orang menutup email kamu. - Unsubscribes
Mengukur jumlah orang yang klik unsubscribe atau memutuskan berhenti langganan email marketing kamu
Untuk mendapatkan hasil analisis diatas (melakukan analisis email campaign), bisa melalui tools email marketing yang kamu gunakan.
Nah, bagi kamu yang belum pernah melakukan email marketing, semoga artikel ini bisa membantu kamu melakukannya. Jangan lupa untuk terus memaksimalkan performa email campaign yang kamu lakukan. Baik dari segi subjek, judul, desain, dan CTA untuk menentukan email yang lebih efektif.
Jangan lupa tulis pengalaman kamu di kolom komentar di bawah ya, terimakasih dan semoga bermanfaat.
Ayo mulai kembangkan bisnismu dengan Digital Marketing!
Kamu ingin mengembangkan bisnismu secara digital? Bingung harus mulai dari mana? Konsultasikan bisnismu bersama specialist kami sekarang!
Mulai Konsultasi!Ingin konsultasi
dengan para specialist
Whello?
Tips lainnya dari kami
Apa Itu Back End Developer? Skill dan Tugas Utamanya
Pelajari tentang Back End Developer, skill yang harus dimiliki, dan tanggung jawab utama mereka dalam dunia teknologi informasi disini!
Ketahui Perbedaan Front End dan Back End Developer
Ketahui perbedaan Front End dan Back End Developer. Pahami peran penting masing-masingnya dalam artikel berikut!
Social Listening: Pahami Audiens Lewat Media Sosial
Manfaatkan social listening untuk memahami audiens Anda. Temukan tren dan opini di media sosial yang dapat mendukung di sini!
Follow us on Instagram
Temukan tips bermanfaat digital marketing serta keseruan spesialis Whello dalam menumbuhkan brand, hanya di Instagram @whello.indonesia. Follow, ya!